Sambut Natal 2025, UC Surabaya Kreasikan Sayur Asem Jadi Kripik Tanpa Digoreng

suarasurabaya.net
1 hari lalu
Cover Berita

Menjelang perayaan Hari Natal 2025, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengkreasikan makanan berupa kripik yang dibuat dari sayur asem.

Kreasi makanan tersebut dibuat oleh Devina Angela Tanurahardja, Melvina Tjian dan Cindy Kristina dan masuk dalam Salon International de l’Alimentation (SIAL) Interfood 2025 yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu.

Devina mengatakan, kripik sayur asem tersebut, dibuat menggunakan sayur dan buah asli yakni labu siam, jagung dan kubis.

“Jadi ada pengukusan, setelah itu kita campur dengan gula jawa, asam jawa, jadi tidak menghilangkan khasnya Indonesia,” terangnya, Minggu (14/12/2025).

Dalam proses pembuatannya, bahan-bahan yang telah dikukus dicampur menjadi satu dan dibuat berbentuk keripik.

Kripik buatan mahasiswa Prodi Teknologi Pangan UC Surabaya itu, tidak dimasak dengan cara digoreng, melainkan dikeringkan dengan menggunakan teknologi dehidrator.

“Pengeringannya kurang lebih 20 jam di suhu 80 derajat celcius,” ucapnya.

Sebelum berhasil membuat kripik dari sayur asem, ia dan rekan sekelompok beberapa kali trail and eror. Menurutnya, pembuatan kripik sayur asem cukup kompleks, yakni memiliki rasa asem sekaligus ada manisnya, dan harus pas ketika dibuat menjadi kripik.

“Produksinya di laboratorium dan saat ini sudah penjualan. Kita coba untuk di E-Commere, kemudian media sosial. Harganya 20 gram Rp25 ribu,” ujarnya.

Mitha Ayu Pratama Handojo, Kepala Prodi Teknologi Pangan UC Surabaya mengatakan, kripik tersebut sengaja tidak digoreng karena selain lebih sehat juga agar tidak menimbulkan rasa eneg ketika memakan.

“Yang menjadi tantangan adalah menghasilkan krepik yang renyah, karena kalau digoreng itu akan sangat mudah untuk renyah. Tapi ini pengeringannya butuh waktu lebih dari sehari, sehingga waktu pengeringan yang lama ini membutuhkan hasil atau resistensi yang pas sehingga kripik yang dihasilkan itu asli, dan tidak keras,” jelasnya.

Produk tersebut, kata dia, sudah bersaing dengan berbagai industri makanan dari luar negeri seperti Malaysia, Filipina, hingga Korea Selatan dalam ajang internasional SIAL Interfood 2025.

“Jadi yang kami itu termasuk yang sepuluh besar dan urutan keempat itu ada yang dari Malaysia, Filipina, kemudian ada dari Korea,” pungkasnya.(ris)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Davina Karamoy Disebut Selingkuh dengan Eks Menpora, Ucapan Lawas Sang Ayah Disorot
• 20 jam laluinsertlive.com
thumb
Tantangan Kulit Tropis dan Polusi, YBK Hadir di Indonesia Beauty!
• 1 jam laluherstory.co.id
thumb
Menteri PKP Ungkap Rumah Rusak Akibat Banjir Sumatera Capai 139.485
• 8 jam lalueranasional.com
thumb
Angin Kencang Terpa Pohon Raksasa, Tumbang hingga Timpa Mobil di Gunawarman | BERUT
• 5 jam lalukompas.tv
thumb
Ayah dan Anak Pelaku Penembakan Bondi Beach Australia Ternyata Punya Izin Kepemilikan Senjata
• 15 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.