Wall Street Melemah, S&P 500 dan Nasdaq Tertekan Isu AI

kumparan.com
20 jam lalu
Cover Berita

Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (12/12). Indeks S&P 500 dan Nasdaq sama-sama turun lebih dari 1 persen seiring investor meninggalkan saham teknologi dan beralih ke sektor lain yang dinilai lebih defensif. Tekanan pasar datang dari kekhawatiran terbentuknya gelembung kecerdasan buatan (AI), dipicu oleh kinerja saham Broadcom dan Oracle, serta kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.

Kenaikan imbal hasil obligasi terjadi setelah sejumlah pejabat Federal Reserve menyatakan keberatan terhadap pemotongan suku bunga. Mereka menilai inflasi masih terlalu tinggi untuk membenarkan pelonggaran kebijakan moneter, sehingga menambah sentimen negatif di pasar saham.

Mengutip Reuters, Nasdaq Composite (.IXIC) turun 398,69 poin atau 1,69 persen ke level 23.195,17. Sementara itu, S&P 500 (.SPX) merosot 73,59 poin atau 1,07 persen menjadi 6.827,41.

Secara mingguan, kinerja kedua indeks utama tersebut juga tertekan. S&P 500 tercatat turun 0,63 persen sepanjang pekan ini, sedangkan Nasdaq melemah 1,62 persen. Berbeda dengan keduanya, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) justru mencatat kenaikan mingguan meski pada Jumat turun 245,96 poin atau 0,51 persen ke level 48.458,05. Secara akumulasi, Dow Jones naik 1,05 persen dalam sepekan.

Tekanan terbesar datang dari saham-saham terkait AI. Broadcom (AVGO.O) anjlok 11,4 persen setelah produsen chip tersebut memperingatkan margin keuntungan ke depan yang akan lebih tipis. Peringatan ini memicu kekhawatiran baru soal profitabilitas investasi AI yang sebelumnya melonjak tajam.

Saham Oracle (ORCL.N) juga turun 4,5 persen pada Jumat, setelah sehari sebelumnya anjlok hampir 11 persen akibat proyeksi keuangan yang lemah dari perusahaan perangkat lunak cloud tersebut. Tekanan berlanjut meski Oracle membantah laporan Bloomberg yang menyebutkan adanya penundaan pusat data untuk pembuat ChatGPT, OpenAI.

Menurut Anthony Saglimbene, kepala ahli strategi pasar di Ameriprise, pelemahan ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasar yang sebelumnya sudah berada di level tinggi.

“Tidak mengherankan jika pasar mengalami penurunan hari ini setelah beberapa minggu yang cukup solid. Beberapa gangguan dalam tema AI saat ini, investor hari ini melihat beberapa sektor yang lebih defensif," kata Saglimbene.

Sentimen kehati-hatian investor juga meningkat menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting pekan depan. Departemen Tenaga Kerja AS dijadwalkan merilis laporan penggajian non-pertanian, inflasi konsumen, serta penjualan ritel. Data tersebut dinilai krusial untuk memberikan gambaran kesehatan ekonomi AS, terutama setelah penutupan pemerintah pada Oktober lalu menyebabkan minimnya rilis data resmi.

“Pasar mungkin sedikit berhati-hati menjelang pengumuman angka-angka besar minggu depan,” ujar Saglimbene.

Di antara saham-saham individual, Broadcom menjadi pemberat terbesar bagi S&P 500 pada perdagangan Jumat. Saham Nvidia (NVDA.O), pemimpin pasar chip AI lainnya, turut menekan indeks setelah turun 3,3 persen. Secara keseluruhan, indeks semikonduktor Philadelphia (.SOX) merosot 5,1 persen, mencatatkan kinerja harian terlemah sejak 10 Oktober.

Tekanan juga meluas ke saham-saham lain yang selama ini diuntungkan oleh lonjakan investasi AI. SanDisk (SNDK.O) anjlok 14,7 persen dan menjadi penurunan persentase terbesar di S&P 500. Sementara itu, saham perusahaan infrastruktur AI seperti CoreWeave turun 10,1 persen dan Oklo (OKLO.N) merosot 15,1 persen.

Dari sisi sektoral, enam dari 11 sektor di S&P 500 ditutup di zona merah. Sektor teknologi dengan bobot besar (.SPLRCT) memimpin pelemahan setelah turun 2,9 persen, menjadi penurunan harian terdalam sejak 10 Oktober. Sebaliknya, saham-saham konsumsi pokok yang bersifat defensif (.SPLRCS) justru mencatat kenaikan tertinggi dengan naik 0,9 persen.

Di tengah pelemahan pasar, beberapa saham mencatatkan kinerja positif. Saham Lululemon Athletica (LULU.O) melonjak 9,6 persen setelah perusahaan pakaian tersebut menaikkan proyeksi laba tahunan dan mengumumkan bahwa CEO Calvin McDonald akan meninggalkan jabatannya. Namun, saham Costco Wholesale (COST.O) nyaris tidak bergerak meski berhasil melampaui perkiraan Wall Street untuk pendapatan dan laba kuartal pertama. Kinerja tersebut didorong oleh lonjakan pembelian barang kebutuhan pokok dan produk terjangkau menjelang musim liburan, tetapi belum cukup kuat untuk mengangkat harga sahamnya secara signifikan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Penembakan Sydney dan Antisemitisme Modern, Anak Kandung Zionisme
• 18 jam lalurepublika.co.id
thumb
BMKG: Gelombang 2,5 Meter Berpotensi Terjadi di Perairan Nias
• 19 jam lalutvonenews.com
thumb
Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban
• 16 jam lalutvrinews.com
thumb
Fakta-Fakta Penembakan di Pantai Bondi Australia, Renggut 15 Nyawa
• 15 jam laluidntimes.com
thumb
Video: Pesawat Boeing 777 Gagal Mesin Usai Lepas Landas
• 8 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.