Insentif Otomotif Absen 2026, Toyota Berharap Pemerintah Lihat Kondisi Pasar

bisnis.com
1 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Astra Motor (TAM) masih berharap pasar otomotif dapat mengalami pemulihan pada 2026, meskipun pemerintah memberi sinyal bahwa insentif akan minim pada tahun depan.

Marketing Director Toyota Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily mengatakan, perseroan pada dasarnya mendukung setiap kebijakan pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama di industri otomotif.

"Meski demikian, pengambilan keputusan ini juga perlu mempertimbangkan kondisi market terkini dan tentunya evaluasi implementasi insentif sebelumnya," ujar Ernando kepada Bisnis, dikutip Senin (15/12/2025).

Menurutnya, kebijakan yang diambil ke depan diharapkan tetap mampu menjaga momentum pemulihan pasar, khususnya di tengah tantangan daya beli dan dinamika industri yang masih berlangsung.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Toyota berharap pasar otomotif nasional dapat kembali mengalami pemulihan pada 2026, setidaknya dengan capaian penjualan berada di atas 1 juta unit per tahun.

Lebih lanjut, Ernando menjelaskan bahwa secara ritel, pasar otomotif nasional masih mencatatkan pelemahan hampir 10% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 11 bulan 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga

  • Ancang-ancang Honda hingga Toyota Hadapi Kemarau Insentif Otomotif
  • Honda Siapkan Strategi Hadapi Minimnya Insentif Otomotif pada 2026
  • Tahun Depan Sinyal Insentif Otomotif Minim, Daihatsu Bilang Begini

Dari sisi kinerja, Toyota masih memimpin pasar otomotif nasional dengan pangsa pasar sebesar 31,5%. Sepanjang Januari–November 2025, penjualan wholesales Toyota tercatat mencapai 224.018 unit, sementara penjualan ritel mencapai 233.655 unit.

Ernando menambahkan, secara model, penjualan mobil penumpang Toyota masih didominasi oleh segmen MPV dan SUV tujuh penumpang rakitan lokal, serta city car sepanjang 11 bulan 2025. Kontributor utama berasal dari Kijang Innova, Avanza dan Veloz, Calya, Rush, hingga Agya.

Sementara itu, model terbaru Toyota New Veloz Hybrid EV mencatatkan respons positif dari konsumen. Model tersebut telah mengantongi pemesanan sekitar 500 unit dalam waktu kurang dari satu bulan sejak diluncurkan pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 pada 21 November lalu.

Meski demikian, kinerja pasar otomotif nasional secara keseluruhan masih berada dalam tren penurunan. Penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari–November 2025 terkontraksi 9,6% yoy menjadi 710.084 unit, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 785.917 unit.

Penjualan ritel juga mengalami pelemahan dengan penurunan 8,4% yoy menjadi 739.977 unit, dari sebelumnya 807.586 unit pada 11 bulan 2024.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah tidak menyiapkan insentif khusus bagi industri otomotif pada 2026.

“Insentif otomotif tahun depan tidak ada,” ujar Airlangga usai menghadiri Kompas100 CEO Forum di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (26/11/2025).

Airlangga menuturkan, keputusan tersebut dilandasi penilaian pemerintah bahwa kondisi industri otomotif nasional saat ini relatif stabil dan cukup kuat, sehingga dukungan fiskal tambahan dinilai belum menjadi prioritas.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
PT Karya Avia Sentosa Turut Serta Pada Latihan Tembak Dalam Rangka Hari Satpam ke-45
• 17 jam lalurealita.co
thumb
Risto Mitrevski Menikmati Momen Bertemu Suporter Persebaya di Krembangan
• 17 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
• 15 jam lalusuara.com
thumb
IHSG Rawan Koreksi ke Level 8.000, Simak Saham Rekomendasi MNC Sekuritas
• 11 jam lalubisnis.com
thumb
Hantu-Hantu Makin Tinggi, Prilly Latuconsina Harus Pakai Alat Ini saat Syuting Danur The Last Chapter
• 16 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.