Bermain memegang peran penting dalam perkembangan anak, terutama saat mereka memasuki usia big kids atau praremaja. Di fase ini, aktivitas bermain tidak lagi sekadar hiburan, tetapi menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, dan emosional anak.
Psikolog Anak dan Keluarga, Irma Gustiani, MPsi, Psikolog, menjelaskan bahwa bermain memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan psikologis anak yang sedang berada pada fase perkembangan otak dan emosi yang pesat. Hal ini ia sampaikan dalam acara Grand Opening & Private Media Viewing Playclub by Buumi, di Jakarta Selatan, Kamis (11/12).
Kenapa Anak yang Lebih Besar Butuh Bermain yang Lebih Menantang?Menurut Irma, pada usia ini fungsi eksekutif otak anak mulai berkembang, rasa penasaran meningkat, dan mereka membutuhkan aktivitas bermain yang lebih menantang. Bermain tidak lagi sekadar bersenang-senang, tetapi sudah memiliki makna dan tujuan bagi anak.
Tantangan dalam bermain membantu menstimulasi perkembangan kognitif, sekaligus melatih anak untuk berpikir, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
Selain itu, kebutuhan akan koneksi sosial juga menjadi sangat penting. Di usia pra-remaja, hubungan dengan teman sebaya berperan besar dalam membentuk rasa aman dan perasaan terkoneksi.
“Nah jadi kenapa teman sekarang itu menjadi hal yang penting sekali di usia-usia preteen atau pra remaja seperti ini. Karena itu membentuk rasa aman sebetulnya, rasa terkoneksi dengan sebaya,” ucapnya.
Irma juga menyoroti perkembangan sosial emosional anak pada fase ini, yang berkaitan dengan tahap industry versus inferiority. Anak perlu distimulasi agar tumbuh perasaan “saya bisa” dan “saya mampu”.
Aktivitas bermain bersama teman sebaya menjadi sarana penting untuk menumbuhkan rasa kompeten tersebut. Jika tidak distimulasi dengan baik, anak berisiko mengembangkan perasaan rendah diri, merasa tidak mampu, atau kurang percaya pada dirinya sendiri.
“Dan kemudian ini akhirnya memenuhi kebutuhan yang namanya kompetensi. 'Saya bisa dan mampu' itu adalah kompetensi. Dan itulah yang sebetulnya membuat anak-anak jadi punya kemandirian, tanggung jawab, kebersamaan. Itu yang semuanya bisa dipenuhi melalui aktivitas yang memang berhubungan dengan keperluan secara psikologisnya,” tegas Irma.
Seiring bertambahnya usia, imajinasi anak juga berkembang lebih kompleks. Karena itu, jenis permainan yang diberikan perlu dieksplorasi lebih luas dan menantang, tidak lagi sama seperti pada usia toddler yang berfokus pada sensorimotor sebagai fondasi awal.
Pada usia praremaja level stimulasi harus lebih tinggi karena berkaitan dengan pemahaman intelektual, aktualisasi diri, hingga kesiapan anak untuk bermasyarakat di masa depan, Moms.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5444991/original/005635600_1765796305-1771.jpg)