Shin Tae-yong Ungkapkan Kekecewaan Pemain Pasca Gagal Melangkah ke Piala Dunia

harianfajar
8 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, JAKARTA — Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 masih menyisakan luka yang dalam. Bukan hanya bagi suporter yang telah menggantungkan harapan besar, tetapi juga bagi para pemain dan sosok yang pernah berada di garis depan perjuangan Garuda: Shin Tae-yong.

Pelatih asal Korea Selatan itu akhirnya buka suara, mengungkap sisi emosional yang selama ini jarang terdengar ke publik. Dalam pengakuannya, Shin Tae-yong menyebut sejumlah pemain Timnas Indonesia menghubunginya secara pribadi, mencurahkan kekecewaan sekaligus penyesalan setelah langkah Garuda terhenti di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Mimpi tampil di panggung sepak bola tertinggi dunia itu resmi runtuh di Jeddah. Timnas Indonesia gagal bersaing dalam fase krusial setelah menelan dua kekalahan beruntun, masing-masing dari Arab Saudi dengan skor 2-3 dan Irak 0-1. Hasil tersebut membuat Indonesia terpuruk di dasar klasemen grup dan harus mengakhiri perjalanan lebih cepat.

Kegagalan ini terasa semakin menyakitkan karena harapan sempat membumbung tinggi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, Indonesia melangkah sejauh itu dalam kualifikasi Piala Dunia. Publik mulai berani bermimpi, percaya bahwa Garuda benar-benar sedang menuju era baru.

Namun, kenyataan berkata lain.

“Ada beberapa pemain yang mengirim pesan ke saya. Saya tidak bisa sebut nama pemainnya,” ungkap Shin Tae-yong. “Mereka bilang mungkin Indonesia bisa lebih baik kalau bersama saya.”

Pengakuan itu disampaikan Shin Tae-yong saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (14/12) malam. Nada suaranya terdengar datar, tetapi maknanya dalam. Ada kekecewaan, ada rasa kehilangan, dan ada keyakinan yang belum sempat terwujud.

Bagi Shin Tae-yong, kegagalan ini bukan sekadar soal hasil pertandingan. Ia merasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan tim yang dibangunnya selama bertahun-tahun.

“Saya sangat sedih. Saya benar-benar percaya Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia. Saya membangun tim dengan kepercayaan diri itu,” katanya.

Keyakinan tersebut bukan tanpa dasar. Di bawah arahan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia mengalami transformasi signifikan. Dari tim yang kerap dipandang sebelah mata di Asia Tenggara, Garuda menjelma menjadi skuad yang berani menghadapi kekuatan besar Asia. Fisik, mental, dan keberanian bermain menjadi identitas baru.

Shin Tae-yong adalah sosok yang menemani Indonesia sejak putaran pertama hingga pertengahan putaran ketiga kualifikasi. Ia yang merancang fondasi, memilih pemain, mempercayai talenta muda, dan membentuk kerangka tim yang kompetitif.

Namun, perjalanan itu terhenti secara mendadak. Pada awal 2025, Shin Tae-yong resmi dipecat dari jabatannya sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Keputusan tersebut disebut-sebut berkaitan dengan dinamika internal dan isu di ruang ganti, meski tak pernah dijelaskan secara gamblang ke publik.

Pemecatan itu kini kembali diperdebatkan, terutama setelah kegagalan Indonesia di fase penentuan. Pesan-pesan pemain yang diterima Shin Tae-yong seakan menjadi cermin bahwa keputusan tersebut masih menyisakan tanda tanya.

Meski demikian, Shin Tae-yong tidak ingin menyalahkan satu pihak pun. Ia justru mengapresiasi kerja keras semua elemen.

“Ketum Erick dan semua orang bekerja keras. Kami berjuang dan mengerahkan banyak usaha, tetapi sayangnya kami tidak mencapai hasilnya. Itulah mengapa agak mengecewakan,” ujarnya.

Pernyataan itu mencerminkan sikap profesional Shin Tae-yong. Tidak ada nada menyudutkan, hanya penyesalan atas peluang yang terlewat.

Kegagalan ini memang menjadi pukulan telak bagi seluruh ekosistem sepak bola nasional. Pemain merasa gagal memenuhi ekspektasi, ofisial menanggung tekanan besar, sementara suporter harus kembali menelan pahitnya mimpi yang tertunda.

Namun, Shin Tae-yong menegaskan bahwa cerita belum berakhir. Peluang berikutnya sudah menanti.

“Kita semua perlu bekerja keras untuk kesempatan berikutnya. Itulah yang saya pikirkan,” kata dia.

Piala Dunia 2030 kini menjadi target realistis berikutnya. Kualifikasinya akan dimulai tahun depan, dan Indonesia kembali dihadapkan pada pekerjaan besar: membangun ulang harapan dengan fondasi yang lebih kuat dan konsisten.

Pesan-pesan dari pemain yang diterima Shin Tae-yong menjadi pengingat penting. Bahwa di balik kegagalan, ada kepercayaan yang belum sepenuhnya padam. Bahwa perjalanan Timnas Indonesia ke level tertinggi Asia dan dunia membutuhkan kesabaran, kesinambungan, dan keputusan yang tepat.

Bagi Shin Tae-yong, kisahnya bersama Timnas Indonesia mungkin telah berakhir di pinggir lapangan. Namun jejaknya, keyakinannya, dan kepercayaan yang ia tanamkan masih hidup di benak para pemain.

Dan bagi sepak bola Indonesia, kegagalan ini bukan akhir, melainkan pelajaran mahal tentang betapa rapuhnya mimpi besar jika tidak dijaga dengan stabilitas dan visi jangka panjang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BRI Finance Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak di Kota Medan dan Padang
• 14 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Sevilla pesta gol di gawang Oviedo, Bilbao ditaklukkan Celta Vigo
• 20 jam laluantaranews.com
thumb
Lemonilo Salurkan Donasi Rp50 Juta dan Produk Pangan untuk Sumatera
• 1 jam lalukumparan.com
thumb
KPK Periksa Zarof Ricar, Usut TPPU dalam Kasus Perkara MA Senilai Rp1 T!
• 2 jam laludisway.id
thumb
Kawula17 Beri Ruang Aman dan Setara untuk Orang Muda Bersuara tentang Isu Iklim
• 9 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.