JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus dugaan penghasutan aksi demonstrasi anarkistis, Laras Faizati, menjelaskan maksud unggahan Instagram Story yang menjeratnya.
Ia menegaskan, unggahan tersebut merupakan bentuk kritik yang dipengaruhi oleh amarah, bukan ajakan untuk membakar Gedung Mabes Polri.
Ia menyampaikan, kematian pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat unjuk rasa pada 28 Agustus 2025, menjadi pemicu kemarahannya.
Baca juga: Komisi Reformasi Polri Minta Laras Faizzati, Dera dan Munif Dibebaskan
"Itu spontanitas kekecewaan dan kemarahan saya saja. Karena runtutan kejadian yang terjadi, dari mulai ya Affan Kurniawan dilindas, meninggal, dan juga ada video yang tersebar bahwa mobil tank tersebut kabur begitu saja tidak bertanggung jawab," jelas Laras di muka persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025).
Terkait penggunaan kalimat yang dinilai memprovokasi, yakni “Please burn this building down and death to all,” Laras menyebut kalimat tersebut hanya merupakan pengandaian.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=laras faizati, Laras Faizati tersangka penghasutan demo, Sidang laras faizati&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8xODE4NTk4MS9zb2FsLXVuZ2dhaGFuLWJha2FyLW1hYmVzLXBvbHJpLWxhcmFzLWZhaXphdGktc3BvbnRhbml0YXMta2VrZWNld2Fhbi1kYW4=&q=Soal Unggahan Bakar Mabes Polri, Laras Faizati: Spontanitas Kekecewaan dan Kemarahan Saja§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `"Itu hanya pengandaian saja. Di pikiran saya itu menggambarkan bahwa ya integritas polisi sudah runtuh di mata masyarakat," tutur Laras.
Ia juga menjelaskan adanya unsur humor dalam unggahannya yang dimaksudkan sebagai sarkasme dengan makna ganda.
Salah satunya pada kalimat “Policemen should be serving our country but why do I serve harder than all of them combined.” Kalimat tersebut ia artikan sebagai, “Polisi seharusnya mengabdi kepada negara, tetapi kenapa saya justru ‘mengabdi’ lebih keras dibandingkan mereka semua jika digabungkan.”
Kata “serve”, menurut Laras, memiliki makna ganda dalam penggunaan slang Generasi Z. Saat itu, kata tersebut merujuk pada penampilan dirinya yang dinilai lebih bagus dari biasanya, bukan pada makna pengabdian atau pelayanan.
"Saya merasa saya lagi cantik, pakaian saya bagus, rambut saya bagus. Jadi di sini sebenarnya saya lagi mendeskripsikan pakaian saya yang "I serve hard" artinya ya pakaian saya lagi keren gitu di situ. Dicampurkan dengan unsur humor lah intinya," jelas Laras.
Laras juga menjelaskan hal serupa terkait unggahan fotonya yang menunjuk ke arah Gedung Mabes Polri sambil tersenyum.
Menurut dia, ekspresi ceria yang berbanding terbalik dengan narasi keras dalam unggahan tersebut merupakan bentuk komunikasi khas Generasi Z.
Baca juga: Pernyataan Berubah-ubah, Saksi Akui Laporan Kasus Penghasutan Laras Faizati Berdasar Asumsi
"Saya memang tidak ada intensi untuk provokasi atau apa pun. Itu imej yang saya punya di Instagram dan kehidupan saya, yang silly dan fun kalau bahasa Inggrisnya. Jadi tidak ada keseriusan dalam postingan itu," ungkap dia.
Ia mengakui merasa sangat kecewa dan marah terhadap aparat kepolisian yang dinilainya bertindak bertentangan dengan tugas melindungi masyarakat.
Namun, kemarahan itu, menurut Laras, tidak serta-merta membuatnya membenci kepolisian seperti yang dituduhkan kepadanya.




