Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara memperbarui data terkait korban bencana banjir dan longsor. Dalam data per Senin (15/12), sebanyak 355 jiwa meninggal dunia.
"355 Jiwa meninggal dunia, 2.285 luka-luka dan 83 jiwa hilang, 1.758.283 warga terdampak," kata Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, dalam keterangannya.
Tuahta mengatakan, ada 14 kabupaten dan 5 kota yang terdampak bencana di Sumut.
Tuahta merincikan kerugian akibat bencana akhir November lalu yaitu:
- Total kerugian sektor Infrastruktur sebesar Rp 880,65 miliar
- Total kerugian sektor Ekonomi, dengan rincian yaitu Pertanian sebesar Rp 983 miliar, Perkebunan sebesar Rp 535,01 miliar, Peternakan sebesar Rp 68,6 miliar dan Perikanan sebesar Rp 105,6 miliar.
- Total kerugian sektor Perumahan sebesar Rp 2,3 triliun
- Total kerugian sektor Sosial, dengan rincian yaitu Pendidikan sebesar Rp 550,07 miliar, Kesehatan sebesar Rp 181,83 miliar, UMKM sebesar Rp 1,46 triliun dan Rumah Ibadah sebesar Rp 19,5 miliar.
- Total kerugian Lintas Sektor, dengan rincian yaitu Perbankan sebanyak 236 Kantor, Kantor TNI Polri sebanyak 20, Pasar sebesar Rp 20,39 miliar dan Kantor Desa sebanyak 8 kantor.
"Total kerugian Rp 9,76 triliun," ujar Tuahta.
Tuahta menjelaskan hingga saat ini ada 16 desa yang masih terisolir. Namun ia tidak merincikan apa saja desa tersebut.
"Wilayah terisolir Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak 8 Desa di 3 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 8 Desa di 5 Kecamatan," ucap Tuahta.
Total bantuan yang berada di Posko Bencana Sumut dan Hanggar Lanud Soewondo terhitung sejak tanggal 14 Desember 2025 sebanyak 475,66 Ton.
"Total bantuan 475,66 ton," pungkas Tuahta.



