FAJAR, MAKASSAR — Menjelang dibukanya bursa transfer paruh musim Super League 2025/2026, PSM Makassar kembali dihadapkan pada situasi yang tidak ideal. Di saat banyak klub mulai bersiap memperkuat komposisi tim, Pasukan Ramang justru harus berhadapan dengan bayang-bayang sanksi FIFA yang belum juga tuntas.
Berdasarkan pemantauan di situs resmi FIFA sejak Senin malam (15/12/2025), nama PSM Makassar masih tercantum dalam daftar klub yang dikenai registration ban. Artinya, PSM belum diizinkan mendaftarkan pemain baru, baik domestik maupun asing, hingga persoalan yang menjadi dasar sanksi tersebut diselesaikan.
Kondisi ini membuat langkah PSM di bursa transfer paruh musim kembali berada dalam tanda tanya besar.
Fokus Keseimbangan di Tengah Keterbatasan
Situasi tersebut menjelaskan mengapa PSM memilih pendekatan yang berbeda dibandingkan mayoritas kontestan Super League. Alih-alih agresif di pasar pemain, manajemen dan tim pelatih lebih menekankan optimalisasi skuad yang sudah ada.
Pelatih kepala PSM Makassar, Tomas Trucha, sejak awal memang memberi sinyal tidak akan melakukan perombakan besar. Baginya, persoalan utama tim bukan terletak pada kualitas individu, melainkan keseimbangan komposisi pemain di setiap lini.
“Saya sudah mempunyai beberapa pengetahuan terhadap skuad yang kita punya. Dari saya sendiri mungkin tidak ada perubahan besar nantinya,” ujar pelatih asal Republik Ceko tersebut dalam sesi konferensi pers beberapa waktu lalu.
Pernyataan itu kini terasa semakin relevan, seiring status banned FIFA yang masih membelenggu klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut.
Isu Lucas Dias dan Antisipasi Lini Belakang
Di tengah keterbatasan tersebut, salah satu isu yang mencuat adalah potensi opsi pengganti Lucas Dias. Bek asing asal Brasil itu selama ini menjadi bagian penting dari struktur pertahanan PSM.
Tomas Trucha disebut mulai menyiapkan skenario alternatif, dengan mempertimbangkan pemain bertipikal bertahan, termasuk bek sayap, untuk mengantisipasi absennya pemain utama di lini belakang. Langkah ini dipandang krusial mengingat padatnya jadwal dan ketatnya persaingan di putaran kedua.
Absennya satu pemain kunci, terutama di sektor pertahanan, berpotensi mengganggu stabilitas tim yang tengah berada dalam tren positif.
Namun hingga kini, belum ada keputusan final terkait masa depan Lucas Dias. Trucha memilih bersikap hati-hati, terlebih karena setiap keputusan terkait pemain asing juga berkaitan langsung dengan status sanksi FIFA.
Tren Positif Bersama Tomas Trucha
Terlepas dari masalah administratif, performa PSM di bawah kendali Tomas Trucha menunjukkan perkembangan signifikan. Sejak ditangani pelatih berusia 48 tahun itu pada awal November lalu, PSM mencatatkan tiga kemenangan dan satu hasil imbang dari empat laga.
Catatan tersebut membawa PSM kembali merangsek ke papan atas klasemen sementara dan memulihkan kepercayaan diri tim yang sempat goyah di awal musim. Permainan PSM kini terlihat lebih rapi, disiplin, dan terstruktur, terutama dalam fase bertahan.
“Secara umum saya senang dengan skuad yang kita miliki,” tegas Trucha.
Menurutnya, larangan transfer bukan alasan utama untuk mengeluh, melainkan tantangan yang harus dihadapi dengan pendekatan realistis.
Bursa Transfer dan Bayang-Bayang Sengketa Lama
Bursa transfer paruh kedua Super League dijadwalkan berlangsung pada 10 Januari hingga 6 Februari 2026. Bagi banyak klub, periode ini menjadi momentum krusial untuk menambal kelemahan tim.
Namun bagi PSM, sanksi FIFA yang diduga berkaitan dengan sengketa finansial dan administratif—termasuk isu tunggakan gaji sejak era kepelatihan Bernardo Tavares—masih menjadi penghalang utama. Hingga kini, manajemen PSM belum mengumumkan secara resmi penyelesaian atas kasus tersebut.
Selama sanksi belum dicabut, ruang gerak PSM di bursa transfer praktis tertutup.
Ujian Konsistensi dan Stabilitas
Pendekatan tenang Tomas Trucha di tengah tekanan justru menghadirkan harapan baru bagi suporter. Setelah beberapa musim terakhir diwarnai dinamika internal dan pergantian pelatih, PSM kini terlihat memiliki arah yang lebih jelas. Stabilitas menjadi kata kunci yang terus dijaga.
Namun tantangan di putaran kedua dipastikan tidak ringan. Banyak pesaing diprediksi tampil lebih kuat setelah melakukan penyesuaian skuad. Konsistensi akan menjadi ujian utama bagi PSM Makassar.
Jika sanksi FIFA dapat segera diselesaikan, peluang melakukan penyesuaian tetap terbuka. Namun jika larangan tersebut berlanjut, Tomas Trucha harus sepenuhnya mengandalkan kedalaman skuad yang ada, termasuk memaksimalkan pemain bertipikal bertahan sebagai solusi jangka pendek.
Bagi PSM Makassar, putaran kedua Super League 2025/2026 bukan sekadar soal hasil, tetapi juga pembuktian arah dan filosofi. Di tengah bayang-bayang banned FIFA, Pasukan Ramang ditantang untuk tetap kompetitif—dengan atau tanpa amunisi baru.




