Kisah Mahasiswa Aceh di Yogya Tahu Kabar Ayahnya Meninggal dari TikTok

kumparan.com
12 jam lalu
Cover Berita

Taman Pelajar Aceh Yogyakarta, organisasi yang mewadahi mahasiswa Aceh di Yogyakarta, mencatat 167 mahasiswa keluarganya terdampak langsung bencana banjir dan tanah longsor di kampung halamannya.

Mayoritas dari 167 mahasiswa ini masih kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya.

"Sampai saat ini kami terkendala komunikasi dengan orang tua kami di Aceh, dengan sinyal yang belum stabil. Akhir bulan lagi kemarin kejadiannya. Kami sangat kesulitan di dalam ekonomi," kata Ketua Umum Taman Pelajar Aceh Yogyakarta Muhammad Mufariq Muchlis ditemui di Asrama Cut Nyak Dhien Yogyakarta, Senin (15/12).

Mufariq yang kampung halamannya tak terdampak langsung saja masih kesulitan berkomunikasi dengan keluarga. Sinyal internet di sana masih hilang timbul.

"Dominannya (dari 167 itu) sama sekali belum (bisa komunikasi dengan keluarga). Saya sendiri yang (kampung) tidak terdampak, di Aceh Besar, itu masih susah komunikasi. Masih tunggu-tunggu sinyal," katanya.

Seratusan mahasiswa ini hanya mengandalkan berita media massa dan media sosial sebagai sumber informasi.

Mufariq berkisah, ada salah satu mahasiswa yang mendapat kabar ayahnya meninggal dunia justru dari TikTok.

"Bahkan salah satu mahasiswa kami di sini, sampai hari keempat (banjir) itu dia tidak tahu kabar keluarganya karena tidak ada komunikasi, tiba-tiba dia buka TikTok dia lihat sudah tidak ada ayahnya (meninggal). Dia tahu dari medsos itu ayahnya itu ," cerita Mufariq.

Kehabisan Uang Makan dan Bensin

Kondisi memprihatinkan juga dihadapi mahasiswa lain yang terdampak. Kehabisan uang saku untuk makan, bahkan tak ada ongkos untuk beli bensin ke kampus.

"Ada beberapa laporan langsung ke saya minta uang untuk makan, bensin juga untuk ke kampus dan lain-lain. Itu ada beberapa," katanya.

Mufariq bilang ketika kondisi tak ada bencana saja, mahasiswa perantauan kerap hidup susah. Apalagi, kini keluarga dan kampung halamannya tertimpa musibah.

Di Yogyakarta, Mufariq mengatakan ada 10 asrama mahasiswa Aceh. Teman-teman dari Aceh yang tak terdampak bencana langsung lalu mendirikan dapur umum di asrama. Dapur umum bertahan sampai 8 Desember karena kesulitan biaya.

"Kita buka dapur umum di sini untuk mahasiswa yang terdampak. Misal tidak bisa (beli) makan," katanya.

Mahasiswa yang sebelumnya tinggal di luar asrama seperti indekos diajak ke asrama. Mereka saling menguatkan satu sama lain.

"Kita makan sama-sama di asrama. Kita saling jaga. Ada kamar khusus yang kami siapkan pada mahasiswa yang tinggal di luar asrama," ujarnya.

Beberapa bantuan juga masuk ke asrama termasuk bantuan berasal dari Pemda DIY. Setiap bantuan yang masuk dibagikan ke 10 asrama Aceh di Yogyakarta.

"Membantu kami dalam kebutuhan sehari-hari," jelasnya.

Jumlah Masih Bisa Bertambah

Jumlah mahasiswa yang terdampak masih mungkin bertambah, pendataan terus dilakukan. Total mahasiswa Aceh yang berkuliah di Yogyakarta sendiri berdasarkan catatan Taman Pelajar Aceh Yogyakarta mencapai 2 ribu lebih.

Para mahasiswa yang terdampak kini hanya terus berharap dan berdoa agar keluarganya diberi keselamatan.

Mahasiswa juga masih sulit berkomunikasi dengan Pemkot maupun Pemkab di sana.

Pemda DIY Bantu Beras ke Mahasiswa Aceh, Sumut, Sumbar

Setelah memberikan bantuan obat-obatan dan uang Rp 3 miliar yang dikirim langsung ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumbar. Hari ini Pemda DIY membantu beras ke asrama mahasiswa tiga provinsi tersebut.

"Di sore hari ini kita mendistribusikan bantuan beras ke mahasiswa terdampak bencana Sumatera. Hari ini sebatas beras sebelumnya kita kirimkan obat-obatan dan Pak Gubernur memberikan bantuan uang masing-masing Rp 1 miliar," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryata.

Beras yang didistribusikan ke ikatan mahasiswa Aceh 60 karung, per karung berisi 25 kilogram beras. Untuk ikatan mahasiswa Sumbar 22 karung, dan Sumatera Utara 15 karung. Total bantuan untuk ketiganya 2.425 kilogram beras atau 2,4 ton.

"(Jumlah) kita mendasarkan hitungan dari pengelola atau ketua ikatan pelajar dan mahasiswa dari masing-masing provinsi untuk menyampaikan mahasiswa yang terdampak langsung. Ternyata yang terbanyak di Aceh" katanya.

Ruruh belum mendata lagi total mahasiswa dari tiga provinsi itu yang terdampak langsung bencana. Namun jumlahnya diperkirakan sekitar ratusan.

"Yang belajar di DIY (dari tiga provinsi itu) ribuan. Tapi mereka kemudian menghitung dan memverifikasi yang terdampak langsung. Sehingga hitungannya jumlah ratusan," katanya.

Pemda DIY saat ini juga telah meminta perguruan tinggi mendata mahasiswa yang terdampak untuk diberi keringanan biaya kuliah.

"Kalau memang masih dibutuhkan kita akan menyerahkan dalam bentuk hal yang sama (beras) untuk dua bulan ke depan. Juga sedang kita inventarisir kebutuhan-kebutuhan yang lain," pungkasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mardani PKS: Wajar Rakyat Aceh Berharap Segera Dapat Bantuan Termasuk dari Luar
• 2 jam laludetik.com
thumb
BMKG Modifikasi Cuaca di Sumatera, Jawa, hingga NTT Antipsipasi Hujan Lebat
• 2 jam laluidxchannel.com
thumb
Presiden Prabowo Beber Kenderungan Elite Cari Kambing Hitam
• 12 jam lalufajar.co.id
thumb
Presiden Prabowo: APBN Siap Tangani Bencana Berkat Kebijakan Efisiensi Anggaran
• 13 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Anak-anak dan Warga Kyiv Nikmati Salju Pertama di Tengah Perang
• 10 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.