Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerapkan kurikulum penanggulangan dampak bencana untuk sekolah-sekolah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut).
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti saat memberikan laporan kepada Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin, 15 Desember 2025.
"Pada fase tanggap darurat, kurikulum disederhanakan menjadi kompetensi minimum yang esensial," kata Abdul Mu’ti, dikutip dari Tayangan Live YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 15 Desember 2025.
Ia menjelaskan, pada masa tanggap darurat 0–3 bulan, pembelajaran difokuskan pada literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, serta edukasi mitigasi bencana. Selain itu, metode pembelajaran disesuaikan dengan kondisi lapangan, disertai pengembangan bahan belajar darurat.
Dalam fase ini, Kemendikdasmen juga meniadakan asesmen yang kompleks. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara sangat sederhana, dengan penekanan pada kehadiran, rasa aman, serta kenyamanan murid.
Memasuki fase pemulihan dini 3–12 bulan, Kemendikdasmen menyiapkan kurikulum adaptif berbasis krisis. Program pemulihan pembelajaran akan dijalankan secara fleksibel dan terdiferensiasi sesuai kondisi peserta didik. Sistem asesmen pun dilakukan secara transisi, antara lain melalui penilaian portofolio dan tugas-tugas sederhana.
Sementara pada fase pemulihan lanjutan 1–3 tahun, kurikulum akan mengintegrasikan pendidikan kebencanaan secara permanen. Selain itu, pemerintah akan memperkuat kualitas pembelajaran, mendorong pendidikan inklusif berbasis ketahanan, serta membangun sistem monitoring dan evaluasi pendidikan darurat.
Dalam kesempatan itu, Abdul juga menerangkan bahwa kegiatan pembelajaran di tiga provinsi terdampak mulai berangsur berjalan meski menerapkan skema darurat.
Di Provinsi Aceh, dari 18 kabupaten/kota yang terdampak banjir, pembelajaran di 15 daerah telah berlangsung sebagian. Sementara itu, tiga daerah telah kembali melaksanakan pembelajaran secara penuh, yakni Bireuen, Subulussalam, dan Lhokseumawe.
Sementara di Sumatera Barat, dari 16 kabupaten/kota terdampak, hampir seluruh daerah telah memulai kembali kegiatan belajar mengajar. Namun, pembelajaran di 93 sekolah di Kabupaten Agam masih diliburkan hingga 22 Desember 2025 akibat dampak banjir yang cukup berat.
Adapun di Sumatera Utara, dari 18 kabupaten/kota terdampak, lima daerah masih melaksanakan pembelajaran secara sebagian, yaitu Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Langkat, dan Sibolga. Sementara 13 daerah lainnya telah kembali menjalankan pembelajaran secara penuh.
Editor: Redaktur TVRINews





