Rumah Modular Dinilai Langkah Tepat Pembangunan Hunian Ramah Lingkungkan

tvonenews.com
17 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, tvOnenews.com - Kegiatan International Symposium and Workshop on Sustainable Buildings, Cities, and Communities (SBCC) 2025 di Jakarta pada Senin (15/12/2025) menjadi ajang pertemuan para ahli untuk mentransformasi perencanaan dan desain kota di wilayah tropis termasuk rumah hunian.

Termaksud upaya menekan emisi gas rumah kaca di kota-kota beriklim panas dan lembab yang berkembang pesat sejalan dengan kepadatan bangunan disertai minimnya ventilasi serta keterbatasan ruang hijau dan badan air. 

Kondisi tersebut memicu fenomena pulau panas perkotaan, di mana suhu kawasan urban tetap lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya, khususnya pada malam hari ketika panas tersimpan dilepaskan secara perlahan. 

Di kota-kota tropis seperti Indonesia, kombinasi suhu tinggi, kelembapan ekstrem, angin yang lemah, dan radiasi matahari intens secara signifikan menurunkan kenyamanan termal luar ruang dan meningkatkan risiko stres panas, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Ketua Asosiasi Rumah Modular Indonesia (ARMI) Nicolas Kesuma menyampaikan metode konstruksi rumah modular dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. 

Metode ini juga mampu memastikan keberlanjutan serta tanggungjawab sosial dan lingkungan. 

“Metode ini mengadopsi teknologi produksi yang lebih bersih dan ramah lingkungan termasuk penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah lebih baik dan pengurangan emisi. Sehingga, dapat mengurangi dampak negatif industri terhadap lingkungan,” terang Nicolas dalam kegiatan tersebut, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Nicolas menuturkan perakitan jenis bangunan dari bagian-bagian juga tidak menimbulkan dampak apapun terhadap lingkungan. 

Sebab, setelah diproduksi di pabrik dapat diangkut ke lokasi konstruksi untuk dipasang menjadi bangunan lengkap.

“Saat ini, modular housing menjadi solusi terbaik karena memiliki lima karakter konstruksi yang dibutuhkan industri sesuai tuntutan global. Kelima karakter itu adalah pengerjaan konstrusksi bangunan lebih cepat, kontrol kualitas bangunan terjamin, design lebih flexible, hemat biaya, dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Di sisi lain, SBCC 2025 merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Universitas Pendidikan Indonesia melalui University Center of Excellence for Low Carbon Building Materials and Energy (PUU MEB) dalam mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan lingkungan binaan yang rendah karbon, tangguh, dan layak huni. 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Realisasi Subsidi dan Kompensasi Listrik Tembus Rp210 Triliun
• 12 jam laluidxchannel.com
thumb
KemenHAM-BPS Perkuat Kolaborasi Lewat Peluncuran Hasil Indeks HAM 2025
• 23 jam laludetik.com
thumb
Perairan Selatan Jawa Timur hingga Papua Berpotensi Dilanda Gelombang Tinggi
• 3 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Tanda-Tanda Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual
• 4 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Listing Besok, IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed hingga 318,69 Kali
• 8 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.