Kisah Pak Andri: dari Laut ke Pesisir, Menjemput Rezeki di Tepi Pangandaran

kumparan.com
10 jam lalu
Cover Berita

Pagi itu sekitar pukul sembilan di pesisir Pantai Barat Pangandaran, para pedagang mulai menggelar lapaknya. Di antara mereka yang masih menyiapkan dagangannya, terlihat seorang pria paruh baya mengenakan kaus oblong abu-abu, training pendek hitam dan sandal jepit menjual minuman dengan gerobak bakso cuanki di sampingnya. Ia sudah lebih dulu siap dengan dagangannya yang tersusun rapi. Dari sinilah kita bisa melihat bagaimana para pedagang bisa menjemput rezeki dari laut Pangandaran. Dan bagaimanakah kisah pedagang kaki lima untuk menyusuri jejak hidupnya?

Jejak Hidup yang Terungkap di Tepi Ombak

Suasana begitu tenang ketika angin sepoi-sepoi menyapu udara pesisir pantai kala itu. Di tengah cerahnya langit dan teriknya matahari, Bapak Andri, seorang pedagang kaki lima mulai menceritakan awal perjalanan usahanya yang bukan hanya berasal dari gerobak cuanki, tetapi juga dari menjual minuman, menyewakan papan selancar, hingga berlayar mencari ikan.

Awalnya, Bapak Andri menyebutkan bahwa ia merupakan seorang pelaut, “pekerjaan utama saya mah pelaut,” ujarnya Kamis (20/11/2025). Di samping itu ia menyadari bahwa laut memiliki dua wajah: laut kadang memberi hasil melimpah, kadang membuatnya pulang tanpa membawa apa-apa. Kejadian tersebut mendorongnya untuk mencari sesuatu yang dapat membuat keadaan menjadi lebih stabil. Akhirnya ia mengurus surat izin untuk membuka usaha penyewaan papan selancar. Karena ia mengetahui kebanyakan pengunjung yang datang hanya duduk-duduk di pinggir pantai, ia mencoba untuk membuka usaha bakso cuanki dan aneka minuman agar pengunjung tidak hanya bisa bermain air saja tetapi juga dapat menyantap makanan sembari bersantai.

Selama kurang lebih 15 tahun, Bapak Andri menjalankan usahanya bersama istri dan kakak-nya. Ada hari ketika ia bergantian menjaga lapaknya dengan mereka untuk pergi berlayar ketika musim kemarau tiba. Kenaikan suhu permukaan laut saat musim kemarau, membuat air laut lebih tenang sehingga ikan lebih mudah ditemukan.

Dinamika Hari-hari Seorang Pedagang Pesisir

Bapak Andri mendapatkan hal-hal menarik yang ia alami selama menjalankan usahanya di pesisir pantai. Menurutnya pengalaman paling berkesan yang dialami selama ia menjadi pedagang adalah saat akhir pekan dan hari libur tiba, karena di saat-saat seperti itu ia mendapatkan banyak penghasilan dari semua usaha yang dijalankannya. Selain menghasilkan uang ia juga mendengar beragam cerita dari pembelinya. Mereka berbagi pengalaman hidup, kisah-kisah baru hingga obrolan ringan yang membuat kesehariannya di tepi pantai tak pernah terasa membosankan.

Begitu juga hubungan Pak Andri bersama pedagang di sekitarnya. Mereka bercengkrama sambil menunggu pengunjung datang. Obrolan ringan perihal cuaca, hasil penjualan hingga cerita keseharian mereka yang lama-kelamaan terjalin hubungan batin layaknya sebuah keluarga. Namun, tidak menutup kemungkinan hubungan mereka selalu berjalan dengan mulus, ada kalanya terselip rasa iri karena persaingan antar pedagang ketika salah satu dari mereka mendapati jumlah pembeli lebih banyak daripada dagangannya sendiri. Situasi seperti itu sudah menjadi hal yang wajar di antara para pedagang di sana. “ya begitu mah udah biasalah nanti juga baikan lagi” ujar Bapak Andri.

Hambatan lainnya juga datang ketika turun hujan dan angin besar yang membuatnya tidak memungkinkan untuk berjualan. Saat angin kencang menerpa, payung besar yang melindungi lapaknya bisa terbang terbawa angin. Namun, jika yang turun hanya rintik hujan, Pak Andri masih bisa berjualan karena ia dapat melindungi lapaknya dengan plastik.

Jejak Pengunjung yang Berubah

Dari tahun ke tahun, wilayah sekitar pesisir pantai ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah, banyak fasilitas tersedia seperti kursi, tikar, dan area teduh yang membuat pengunjung merasa nyaman berlama-lama di wilayah pesisir. Karena kenyamanan itu beberapa wisatawan kerap menjadi pelanggan tetap dari usaha Pak Andri. Mereka sering datang kembali saat hari libur tiba dan merasa ada yang kurang ketika berkunjung ke pantai jika tidak mampir ke lapak Pak Andri.

Namun suasana itu berubah ketika fasilitas yang tersedia di pesisir pantai mulai berkurang karena adanya revitalisasi dari pemerintah daerah. Kenyamanan yang dirasakan oleh pengunjung memudar dan memberikan dampak besar dan terasa nyata bagi lapak Pak Andri. Menurutnya, sekitar 70% pelanggan menurun. “Sekarang mah wisatawan banyaknya ke daerah jogja tuh, sekitar tujuh puluh persen lah”, Ujarnya. Ia berharap, pemerintah dapat menambah kembali fasilitas yang tersedia seperti sebelumnya.

Begitu juga pada masa pandemi. Terjadi perubahan pelanggan yang signifikan yaitu menurunnya penghasilan pedagang akibat batasan yang diberlakukan. Pendapatan Pak Andri anjlok hingga 50%. Akan tetapi, setelah masa pandemi berakhir pendapatan mereka justru meningkat pesat. Pengunjung kembali berdatangan, sebagai “balasan” dari rasa kerinduan karena sudah lama tidak berkunjung ke pantai. Kini Pantai Pangandaran hidup kembali, namun masih ada harapan besar yang terselip dalam lubuk hati para pedagang pesisir yang menjemput rezeki.

Penulis dan Editor: Aisha Nisrina Nurfaza, Naura Hilmiya Hazima


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Profil Untung Budiharto, Ex Pangdam Jaya yang Jadi Dirut Baru Antam (ANTM)
• 18 jam lalubisnis.com
thumb
Pesawat Militer AS Nyaris Tabrakan dengan Jet Penumpang di Dekat Venezuela
• 16 jam laluokezone.com
thumb
Ridwan Kamil Digugat Cerai Atalia Praratya
• 23 jam laluinsertlive.com
thumb
Jelajah 4 Benua dalam 1 Malam di Perayaan Tahun Baru MORAZEN Yogyakarta
• 22 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Mendagri Paparkan Langkah Pemulihan Pascabencana Sumatera kepada Presiden
• 1 jam lalumatamata.com
Berhasil disimpan.