BMKG Pasang Ribuan Detektor di 191 Daerah Untuk Pantau Gempa Hingga Tsunami

jpnn.com
7 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memasang lebih dari 10 ribu detektor untuk memantau kondisi cuaca, gempa, hingga tsunami.

Ribuan alat ini dipantau oleh unit pelaksana teknis (UPT) BMKG lewat stasiun-stasiun yang tersebar di 191 daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Gunung Semeru Mengalami 40 Kali Gempa Letusan

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menuturkan berdasarkan pemantauan, sepanjang 2025 ini tercatat lebih dari 40.000 gempa di Indonesia.

Sebanyak 917 gempa di antaranya dirasakan warga dengan 24 di antaranya bersifat merusak.

BACA JUGA: Gempa M 7,0 Guncang Wilayah Dekat Yakutat Alaska

“Ini terpantau di UPT-UPT BMKG, stasiun-stasiun yang tersebar di 191 daerah di Indonesia, dengan 10 ribu lebih alat yang memantau kondisi cuaca serta gempa dan tsunami,” kata Faisal.

Berkaitan dengan itu, lanjut dia, BMKG juga memasang lightning detector atau alat pengamatan petir di 38 UPT. Alat ini memantau lokasi petir terjadi dan bagaimana intensitasnya.

BACA JUGA: Sepertinya Jokowi Lebih Peduli Tol daripada Detektor Tsunami

Selanjutnya, Faisal menyatakan BMKG bakal mengembangkan prakiraan cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecast (IBF). Dengan sistem ini, informasi prakiraan cuaca juga memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat cuaca.

“Kami bisa memprediksi petir akan terjadi di mana dan kapan akibat dari kondisi cuaca di sekitarnya,” ucapnya.

Dikutip dari laman BMKG, dalam sistem IBF juga disajikan rekomendasi respons atau langkah yang harus dilakukan oleh stakeholders dan masyarakat terkait dampak dari dinamika cuaca.

Komponen penting dalam sistem IBF adalah risk (risiko), yang merupakan irisan antara hazard (bahaya), exposure (keterpaparan), dan vulnerability (kerentanan).

Prakiraan cuaca berbasis dampak ini bermanfaat untuk mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi dalam perencanaan suatu kegiatan di semua sektor.

Adapun sistem IBF ini merupakan wujud komitmen BMKG mengimplementasikan panduan yang dikeluarkan Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO), UN Hyogo Framework for Action 2005-2015, dan UN Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030. (antara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa M 7,5 Mengguncang Jepang, 30 Orang Terluka


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Seperti ibu tangguh namun lembut, Medicare tawarkan sabun perlindungan keluarga 48 jam tanpa iritasi
• 37 menit lalubrilio.net
thumb
Pitue Dinobatkan Desa Terbaik Tahun 2025, Punya Inovasi yang Ramah Perempuan dan Anak
• 4 jam laluharianfajar
thumb
Pemprov Sumsel Batasi Operasional Angkutan Barang Selama Nataru
• 57 menit lalukumparan.com
thumb
Lili Reinhart Ungkap Diagnosis Endometriosis
• 20 jam lalubeautynesia.id
thumb
Jadwal Pertandingan Tim Indonesia di SEA Games 2025, Selasa 16 Desember 2025: Timnas Voli Lawan Tim Piala Dunia
• 7 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.