Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan memperketat pengawasan jalur ekspor impor dengan mengandalkan akal imitasi alias AI. Pengawasan bakal dipantau langsung secara terpusat dan ditargetkan mulai berlaku 2026.
Hal itu disampaikan oleh Purbaya kepada Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri rapat terbatas (ratas) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/12/2025). Ini menjadi salah satu upaya pembenahan Bea Cukai yang diminta oleh Prabowo ke Purbaya.
Sistem AI yang digunakan di jalur ekspor impor, alias pelabuhan, disebut nantinya akan memeriksa harga secara otomatis guna mendeteksi awal modus under invoicing, atau praktik pelaporan nilai barang tidak sesuai dengan harga berlaku untuk mengemplang pajak.
Purbaya mengeklaim nantinya sistem AI itu akan mengecek harga barang yang masuk atau keluar berdasarkan harga berlaku di pasaran secara real time.
"Nanti di daerah-daerah itu akan kami tarik ke pusat untuk yang pembanding harganya. Jadi daerah enggak bisa nentuin lagi berapa harganya seharusnya. Jadi mereka enggak bisa main, akan mengurangi permainan di situ," ungkapnya kepada wartawan usai sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Rencananya, penggunaan sensor AI untuk memeriksa kesesuaian harga barang itu akan diterapkan di setiap pelabuhan dengan skala ekonomi yang besar. Dia memberikan target kepada Bea Cukai untuk menerapkan hal tersebut pada Maret 2026.
Baca Juga
- Begini Nasib 16.000 Pegawai Jika Prabowo Jadi Bekukan Bea Cukai
- Cukai Rokok 2026 Tak Naik, Bea Cukai Optimistis Produksi Rokok Terkendali
- Bea Cukai Sita 3 Kontainer dan 2 Truk Bermuatan Garmen Ilegal dan Mesin Rokok
Apabila dibandingkan dengan sistem manual saat ini, jelas Purbaya, pembandingan dokumen pelaporan ekspor-impor dengan harga sebenarnya membutuhkan waktu lama dan jumlahnya terbatas dalam satu hari. Dengan aritificial intelligence, dia mengeklaim perbandingan itu bisa dilakukan lebih cepat dan real time.
"[Data sensor AI] itu akan bisa ditarik ke pusat, bisa kelihatan semua. Jadi kami sudah semakin canggih," tegasnya.
Selain penggunaan sensor AI, upaya pembenahan dari sisi teknologi oleh otoritas kepabeanan dan cukai mencakup pemasangan alat pemindai (scanner) baru di Pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini, jumlahnya baru delapan unit dan ingin ditambah sampai dengan sembilan unit serta diperluas ke daerah lain.
Dari perkembangan IT itu, Purbaya meyakini pejabat dan pegawai Bea Cukai adalah orang-orang yang mumpuni. Dia menyebut institusi itu hanya perlu pendorong untuk berbenah.
"Jadi orang kami pintar, tinggal digebuk-gebuk aja. Diawasin yang betul. Sistemnya diperbaiki, sehingga kami lebih efisien," ucapnya.



