Jakarta, VIVA – Anggota Komisi VIII DPR RI, Sandi Fitrian Noor meminta kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem san 14 zona merah megathrust yang diungkap oleh BMKG.
“Data dari BMKG ini bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dijadikan dasar kesiapan kita yang lebih matang. Kombinasi ancaman gempa besar berskala megathrust yang dapat memicu tsunami, ditambah dengan cuaca ekstrem, menciptakan kerentanan multidimensi. Ini saatnya kita bertindak kolektif, dari tingkat pemerintah pusat hingga keluarga di rumah,” kata Sandi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 16 Desember 2025.
Menurut Sandi Indonesia berada berada di jalur Cincin Api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng tektonik utama. Sandi menegaskan data terbaru BMKG yang mengidentifikasi 14 zona merah megathrust adalah alarm keras bagi semuanya baik pemerintah maupun masyarakat.
"Potensi gempa bumi berkekuatan besar yang dapat memicu tsunami harus menjadi prioritas utama kewaspadaan nasional, sejalan dengan ancaman hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang terus terjadi," katanya.
Ia menambahkan pulau dan garis pantai yang panjang sering terjadi gempa bumi setiap tahunnya termasuk potensi tsunami. Hal ini, kata dia, memperlihatkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi dunia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sandi mendesak perlu ada langkah mitigasi dan kesiapsiagaan pemerintah bersama masyarakat untuk mewaspadai ancaman bencana. Menurut Sandi, Pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan sosialisasi dan edukasi zona megathrust ke seluruh lapisan masyarakat, peta risiko dan jalur evakuasi hingga tingkat RT/ RW.
"Pengetahuan adalah tameng terbaik. Masyarakat harus didorong untuk menguasai protokol 'lari, jauh, tinggi' saat terjadi gempa besar di pesisir," tegasnya.
Sebagai informasi, BMKG secara resmi merilis 14 zona megathrust yang berpotensi terjadinya Gempa Tsunami dengan skala 8-9 magnitudo. Zona Megathrust adalah pertemuan lempeng indo-Australia dan Eurasia di bawah pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan aktifitas kegempaan relatif tinggi.
Pertemuan lempeng tersebut berada pada suatu zona patahan yang panjang yaitu zona subduksi yang menjadi sumber gempa megathrust. Sedangkan Gempa Megathrust adalah gempa yang terjadi pada bidang patahan yang sangat besar dengan kedalaman kurang dari 52 kilometer.

