Meta mengungkap tiga tren digital yang diprediksi akan populer pada 2026, yakni tren produk halal, pertumbuhan e-commerce lintas batas, serta performa platform yang akan ditunjukan berbagai fitur kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Manajer Kebijakan Publik Meta Indonesia, Nadhila Renaldi, mengatakan tren produk halal di dunia digital diprediksi semakin meningkat pada tahun 2026. Ia menyebut, tren ekonomi halal di dunia diperkirakan mencapai US$ 9,5 hingga US$ 10,5 triliun atau setara Rp 158,5 ribu triliun – Rp 175 ribu triliun (kurs Rp 16.680 per US$) di tahun 2030.
“Dan dengan semakin mudahnya perdagangan di masa depan, kami melihat terdapat potensi pemasaran kreativitas negara juga ke depannya,” kata dia dalam Temu Nasional Pegiat Literasi Digital 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (16/12).
Data ini sejalan dengan data Global Halal Market Statistics yang memperkirakan pada tahun 2030 pasar halal diproyeksikan akan mencapai US$ 10 triliun atau Rp 166 ribu triliun dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 5,5%.
Kemudahan perdagangan lintas negara ke depan juga membuka peluang besar bagi pemasaran kreativitas nasional ke pasar global. Salah satu contohnya adalah kolaborasi Meta dengan para kreator, termasuk di sektor kecantikan, yang terbukti mampu meningkatkan kesadaran merek secara signifikan.
“Terdapat peningkatan awareness hingga 2,1 kali lipat ketika menggunakan hands creator campaign,” ujarnya.
Tren lain yang diprediksi berkembang adalah keamanan serta fitur platform yang akan disokong lebih banyak fitur perlindungan AI. Nadhila menyatakan Meta telah melakukan investasi signifikan dalam pengembangan kebijakan dan teknologi keamanan digital.
“Kami memiliki standar komunitas yang jelas serta telah mengembangkan lebih dari 50 tools dan resources untuk mendukung keamanan remaja dan orang tua,” kata Nadhila.
Meta juga mengungkapkan telah menginvestasikan lebih dari US$ 30 miliar atau setara Rp 500 triliun selama satu dekade terakhir di bidang keamanan dan perlindungan pengguna, serta mempekerjakan sekitar 40 ribu orang yang bekerja di bidang safety dan security selama 24 jam setiap hari.
Salah satu upaya perlindungan tersebut diwujudkan melalui peluncuran akun remaja di Instagram, yang secara default diatur menjadi akun privat, membatasi pesan dan konten, serta dilengkapi fitur sleep mode untuk membatasi interaksi di malam hari.
“Fitur-fitur ini kami kembangkan berdasarkan riset dan masukan dari para ahli, orang tua, serta pemangku kebijakan,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menyebut Meta juga aktif mendorong literasi digital dan pemberdayaan UMKM melalui berbagai program, seperti My Impact Accelerator, kerja sama dengan sektor perdagangan untuk mendukung UMKM, serta program literasi bagi jurnalis digital.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5444817/original/079604100_1765789256-Sampah_Ditutup.jpg)

