Lampung Geh, Bandar Lampung - Kementerian Transmigrasi melepas keberangkatan 45 kepala keluarga (KK) peserta Program Trans Karya Nusantara Tahun 2025 dari Provinsi Lampung.
Pelepasan dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Marindo Kurniawan di Halaman Balai Keratun, Kompleks Kantor Gubernur Lampung, Selasa (16/12).
Sebanyak 45 KK tersebut berasal dari empat provinsi, yakni Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Selain itu, pada kesempatan yang sama juga dilakukan pelepasan transmigran secara virtual dari Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 35 KK. Dari Provinsi Lampung sendiri, tercatat 10 KK atau 33 jiwa yang mengikuti program tersebut.
Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengatakan, pemerintah akan memberangkatkan para transmigran ke sejumlah kawasan transmigrasi baru di Pulau Sulawesi.
“Kami bersama jajaran Kementerian Transmigrasi serta pemerintah Provinsi Lampung, Provinsi Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur akan melepas warga untuk berangkat ke kawasan Torire, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, serta kawasan Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar,” kata Viva Yoga Mauladi.
Ia menjelaskan, program transmigrasi diharapkan dapat membuka peluang kehidupan baru bagi masyarakat sekaligus mendorong pengembangan wilayah tujuan secara berkelanjutan.
“Dengan harapan agar tanah harapan di wilayah transmigrasi bisa dimaksimalkan, sehingga bumi, tanah, dan air dapat menjadi berkah bagi kemakmuran warga transmigrasi dan warga lokal yang ada di kawasan transmigrasi,” ujar dia.
Viva Yoga juga berpesan agar para transmigran siap bekerja dan berjuang membangun kesejahteraan di daerah tujuan.
“Selamat berjuang dan selamat bekerja untuk mengubah nasib serta melakukan perjuangan dalam rangka membangun kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut,” ungkap dia.
Menurut Viva Yoga, Lampung dipilih sebagai lokasi pelepasan transmigran karena memiliki nilai sejarah penting dalam program transmigrasi nasional.
Lampung dinilai sebagai contoh keberhasilan transmigrasi dalam memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Beragam suku, adat, budaya, dan agama hidup berdampingan dengan masyarakat lokal di Lampung. Perbedaan itu tidak dijadikan sebagai konflik sosial, tetapi justru memperkuat rasa kebangsaan Indonesia,” kata dia.
Ia menambahkan, Lampung kini tidak lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi, melainkan telah berkembang menjadi daerah asal transmigrasi.
“Ini membuktikan bahwa pembangunan di Provinsi Lampung sudah maju dan berkembang,” ujarnya.
Viva Yoga menegaskan, program transmigrasi berorientasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Para peserta transmigrasi akan mendapatkan rumah dan lahan garapan, serta program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Sigit Mustofa Nurudin melaporkan bahwa sebelumnya, pada 14 Desember 2025, telah dilepas 15 KK transmigran asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan demikian, total peserta Program Trans Karya Nusantara Tahun 2025 mencapai 95 KK.
Ia menjelaskan, lokasi penempatan transmigran tahun ini tersebar di empat daerah, yakni Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan; Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah; Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat; serta Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Marindo Kurniawan menegaskan, transmigrasi bukan sekadar perpindahan tempat tinggal, melainkan langkah strategis untuk membangun kehidupan baru dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
“Transmigrasi adalah tentang keberanian membuka lembaran hidup baru dan ikut ambil bagian dalam membangun Indonesia. Melalui program ini, wilayah baru tumbuh, kesempatan kerja terbuka, dan kehidupan yang lebih layak dapat diraih,” ujar Marindo.
Ia menambahkan, Provinsi Lampung merupakan contoh keberhasilan transmigrasi yang mampu membangun kehidupan masyarakat yang rukun di tengah keberagaman.
Kepada para calon transmigran, Marindo berpesan agar menjaga kesehatan selama perjalanan serta membangun kebersamaan dengan masyarakat setempat.
“Di tempat yang baru, tetangga adalah keluarga terdekat. Jadikan transmigrasi ini sebagai perjalanan bersama. Pemerintah mendampingi, masyarakat mendukung, dan Bapak Ibu menjadi pelaku utamanya,” kata dia.
Program Trans Karya Nusantara merupakan implementasi dari lima program unggulan (5T) Kementerian Transmigrasi yang bertujuan mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Cha/Lua)


