Rencana Larangan Mobil Bensin dan Diesel Cuma Gertak Sambal?

viva.co.id
20 jam lalu
Cover Berita

London, VIVA – Rencana larangan total mobil bensin dan diesel di Eropa mulai terlihat tidak sekeras yang selama ini digaungkan. Setelah bertahun-tahun menjadi simbol ambisi iklim, kebijakan tersebut kini dinilai lebih mirip gertak sambal ketimbang keputusan final.

Uni Eropa dikabarkan tengah melonggarkan target larangan kendaraan bermesin pembakaran internal yang semula dijadwalkan berlaku penuh pada 2035. Tekanan dari pelaku industri otomotif, khususnya dari Jerman dan Italia, menjadi faktor utama perubahan arah kebijakan tersebut.

Baca Juga :
Prabowo Ingin Papua Ditanami Kelapa Sawit hingga Singkong, Ini Tujuannya
Kerry Riza: Terminal OTM Hilangkan Ketergantungan Impor BBM Selama Puluhan Tahun

Disadur VIVA Otomotif dari Carscoops, Selasa 16 Desember 2025, sejumlah laporan menyebutkan, target yang awalnya berupa pelarangan total kini bergeser menjadi pengurangan emisi sebesar 90 persen. Artinya, mobil bermesin bensin dan diesel belum sepenuhnya ditutup jalannya untuk tetap diproduksi dan dijual.

Pemimpin Partai Rakyat Eropa, Manfred Weber, secara terbuka menyatakan bahwa larangan teknologi mesin pembakaran sudah tidak lagi menjadi opsi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mesin konvensional buatan Eropa masih memiliki masa depan lebih panjang dari perkiraan awal.

Weber juga menyebut bahwa larangan penuh tidak akan diberlakukan pada 2040. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai tahun target baru jika Uni Eropa tetap ingin menghapus total mesin pembakaran.

Dukungan terhadap pelonggaran kebijakan datang dari Kanselir Jerman Friedrich Merz. Ia menilai keputusan ini memberi kepastian perencanaan bagi industri otomotif yang selama ini dibayangi ketidakpastian regulasi.

Sebelumnya, Merz bahkan mengirim surat langsung kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Surat tersebut mendesak agar kendaraan bermesin konvensional tetap diizinkan beredar setelah 2035.

Komisi Eropa sendiri dikabarkan menyambut baik masukan dari pemerintah Jerman. Hal ini memperkuat sinyal bahwa pendekatan pragmatis mulai menggeser idealisme kebijakan iklim sebelumnya.

Dalam draf kebijakan baru, bahan bakar alternatif disebut akan mendapat peran lebih besar. Bahan bakar rendah emisi, termasuk biofuel canggih dan solusi hibrida, dipertimbangkan sebagai jalan tengah.

Jika arah ini benar-benar diambil, larangan mobil bensin dan diesel tampaknya tidak akan sepenuhnya terwujud. 

Baca Juga :
Kuasa Hukum Tegaskan Tak Ada Satupun Dakwaan Kerry Riza Mengoplos BBM
Bahlil Pastikan Stok BBM untuk Nataru Aman Meski Masa Siaga Bencana
BPH Migas Tambah Titik Serah BBM untuk Kapal ke Wilayah Bencana Aceh-Sumatera

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
VIDA: Mayoritas Penipuan Digital Berawal dari Lemahnya Verifikasi Identitas
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Polisi Bongkar Klinik Aborsi Ilegal di Apartemen Jaktim, 5 Orang Ditangkap
• 3 jam laludetik.com
thumb
Perpol soal Polisi Duduki Jabatan Sipil, Menko Yusril: Masih Kita Kaji!
• 4 jam laluokezone.com
thumb
Prabowo Ancam Copot Pejabat yang Tidak Bisa Jalankan Tugas
• 21 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
• 3 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.