Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Kepala Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sumardji menyatakan mundur dari tugas manajer Timnas Indonesia senior dan kelompok umur menyusul kegagalan tim sepakbola Indonesia di SEA Games 2025.
Ia mengaku bertanggung jawab atas hasil yang mengecewakan dan memilih fokus penuh menjalankan tugas di BTN. Pasalnya, untuk pertama kalinya sejak 2009, Timnas gagal melangkah dari fase grup.
Sumardji mengatakan seluruh tugas dan tanggung jawab yang selama ini ia emban, baik di timnas senior, kelompok umur, maupun SEA Games, akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI. Ia berharap federasi dapat menunjuk sosok manajer timnas yang paling tepat, ikhlas, dan bertanggung jawab.
“Saya menyerahkan tugas dan tanggung jawab ini ke Ketua Umum agar dicarikan manajer timnas yang paling tepat. Saya akan fokus di BTN karena ke depan tugasnya luar biasa berat. Tahun ini timnas senior dan kelompok umur, kecuali U-17, membutuhkan fokus ekstra untuk mengembalikan kejayaan timnas,” ujar Sumardji kepada wartawan termasuk tvrinews.com di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025.
Ia mengakui kegagalan di SEA Games 2025 menjadi pukulan berat. Timnas U-22 gagal lolos ke semifinal setelah kalah dari Filipina dan hanya meraih satu kemenangan atas Myanmar.
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada publik. Kami tidak bisa lolos ke semifinal SEA Games. Ini menyulitkan dan mengecewakan. Saya bertanggung jawab dan siap dikritik,” kata Sumardji.
Sumardji menilai kegagalan tersebut sulit diterima, mengingat persiapan tim disebutnya sangat matang. Mulai dari pemusatan latihan, uji coba internasional melawan Mali dan India, hingga training camp di Chiang Mai dengan dukungan fasilitas yang dinilainya sangat baik.
“Secara persiapan, ini paling mewah dan paling serius. Pemain yang kami bawa kualitasnya luar biasa, diaspora juga ikut. Jujur, feeling saya di awal paling tidak bisa final. Tapi keberuntungan seperti menjauh sekali,” ucap Sumardji.
Ia juga menyoroti jalannya pertandingan, terutama saat melawan Filipina dan Myanmar. Menurut Sumardji, secara statistik dan kualitas permainan Indonesia seharusnya bisa meraih hasil lebih baik, namun kenyataannya tim kesulitan mencetak gol bahkan setelah kebobolan lebih dulu.
“Kalau teknis dan bagaimana meramu tim, itu tanggung jawab pelatih dan staf kepelatihan. Saya siap dikritik pengamat dan media karena itu penting untuk evaluasi,” tutur Sumardji.
Terkait keputusannya mundur sebagai manajer timnas, Sumardji menyebut langkah tersebut diambil setelah pertimbangan matang. Ia merasa beban dan intensitas tugas manajer timnas sangat besar, sementara BTN juga membutuhkan fokus penuh.
“Tugas manajer sangat berat karena memikirkan prestasi sampai hal-hal kecil di luar teknis. Saya ingin mengurangi intensitas yang melekat langsung di tim, dan fokus di BTN. Dengan adanya manajer baru nanti, tugas saya untuk terus mendampingi tim di berbagai event bisa berkurang,” ujar Sumardji.
Editor: Redaktur TVRINews




