Memahami Penyebab GTM: Dari Faktor Sensori hingga Kesehatan Anak

kumparan.com
5 jam lalu
Cover Berita

Banyak orang tua merasa khawatir saat anak mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan menolak makan. Padahal, GTM bukan sekadar masalah anak tidak mau makan, melainkan bisa menjadi tanda adanya ketidaknyamanan tertentu pada anak.

Menurut dokter sekaligus konsultan laktasi, dr. Ayudya Soemawinata, BMedSc (Hons), IBCLC, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab GTM sebelum menentukan cara mengatasinya.

Memahami Penyebab GTM pada Anak

Salah satu penyebab GTM yang paling sering terjadi dan relatif mudah dikenali adalah faktor sensori. Anak bisa menolak makan karena merasa tidak nyaman terhadap rasa, tekstur, atau sensasi tertentu dari makanan.

Misalnya, anak belum siap secara oromotor sehingga belum mampu mengunyah atau mengolah tekstur makanan tertentu. Hal ini sering terlihat pada anak yang makannya hanya “ngemut” tanpa benar-benar mengunyah atau menelan.

Selain itu, kondisi kesehatan juga sangat berpengaruh. Anak yang sedang sakit tentu wajar jika nafsu makannya menurun, sama seperti orang dewasa. Namun, ada pula kondisi sakit yang tidak langsung terlihat, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Meski tidak tampak jelas dari luar, kondisi ini dapat menyebabkan perut terasa tidak nyaman sehingga anak menolak makan. Proses tumbuh gigi juga dapat menjadi penyebab, karena gusi yang bengkak dan nyeri membuat anak enggan mengunyah makanan.

“Atau, ‘Nggak kok, Dok, anak saya tuh gak sakit apa-apa’, bisa jadi sakitnya nggak kelihatan. Kayak ISK, Infeksi Saluran Kemih, kan nggak kelihatan, tapi perut nggak nyaman karena itu,” tutur dr. Ayudya dalam acara Grand Opening Play At Sora di Jakarta Selatan, Minggu (14/12).

Faktor rasa juga tidak kalah penting. Anak bisa menjadi sensitif terhadap rasa tertentu. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk tidak membatasi jenis makanan yang dikonsumsi. Dengan mengenalkan berbagai rasa melalui ASI, anak akan memiliki khazanah rasa yang lebih luas sehingga lebih mudah menerima makanan rumahan saat mulai MPASI.

Dalam proses makan, orang tua juga perlu memberi ruang bagi anak untuk bereksplorasi. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan menyiapkan dua piring atau dua mangkuk. Satu untuk disuapi oleh ibu, dan satu lagi untuk anak eksplorasi sendiri.

Biarkan anak memegang, mencium, merasakan, bahkan menumpahkan makanan. Meskipun terlihat berantakan, proses ini penting agar anak mengenal makanan dan tidak menganggapnya sebagai benda asing.

“Dia boleh rasain, dia boleh jatuhin, dia boleh tumpahkan. Banyak banget penyebabnya harus dicari di balik itu kenapa,” tegasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tanpa Keluar Rumah! Ini Cara Bikin Rekening BRI Simpedes Online
• 13 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Begini Respons Mendagri Soal Aksi Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih
• 8 jam lalusuara.com
thumb
Sidang Perdana Delpedro dan Aktivis Lainnya di PN Jakarta Pusat
• 23 jam laludetik.com
thumb
Bea Cukai Atambua Amankan Peredaran 11 Juta Batang Rokok Ilegal
• 9 jam lalueranasional.com
thumb
Mayday! Mayday! Harga Minyak Jatuh ke Level US$50-an, Terendah 4 Tahun
• 22 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.