Perilaku wisatawan Indonesia terus mengalami perubahan signifikan. Hal tersebut terungkap berdasarkan riset yang dilakukan Lokadata terhadap lebih dari 10 ribu responden dari berbagai kelompok usia.
Sebanyak 91 persen di antaranya tercatat pernah melakukan perjalanan ke luar kota dalam setahun terakhir, dengan jarak lebih dari 60 kilometer. Artinya, perjalanan yang dilakukan membutuhkan perencanaan khusus, mulai dari pembelian tiket hingga akomodasi.
"Tujuan perjalanan masih didominasi oleh liburan dan rekreasi, termasuk wisata kuliner, dengan porsi mencapai 76 persen. Selain itu, perjalanan untuk mengunjungi teman, urusan pekerjaan dan bisnis, eksplorasi, hingga petualangan juga tetap diminati," ujar Chief Data Officer Lokadata, Suwandi Ahmad, dalam acara tiket.com Tourism Trends 2025 & Outlook 2026 “Redefining the New Shape of Travel” yang digelar di Jakarta, Selasa (16/12).
Namun, tren baru yang mencuri perhatian adalah perjalanan dengan tujuan kesehatan. Jika pada 2022 tren ini belum terlihat dan pada 2024 baru muncul sekitar 3,6 persen, kini angkanya melonjak menjadi 10 persen. Bentuknya beragam, mulai dari mengikuti lomba lari, perjalanan hiking, trekking, hingga aktivitas kebugaran lainnya.
Fenomena ini memperkuat munculnya tren sportainment, di mana aktivitas olahraga dikombinasikan dengan pengalaman liburan. Tingginya minat ini bahkan membuat harga tiket dan akomodasi di sekitar lokasi acara olahraga melonjak, karena permintaan yang tinggi.
Liburan Singkat tapi BerkualitasRiset juga menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia cenderung merencanakan liburan berdasarkan momentum, terutama libur panjang nasional dan periode promosi.
"Setelah terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri terkait hari libur, pemesanan perjalanan biasanya langsung meningkat signifikan," ujar Suwandi.
Meski demikian, durasi liburan cenderung singkat. Mayoritas responden memilih liburan pendek namun berkualitas, dengan aktivitas padat dan layanan maksimal, ketimbang perjalanan panjang yang melelahkan. Harga dan promo menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan, menandakan tingginya sensitivitas terhadap harga.



