Pemakaman Korban Penembakan di Pantai Bondi Digelar

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

PEMAKAMAN bagi sebagian korban tewas dalam penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, digelar Rabu (17/12). Kepolisian setempat resmi mengajukan dakwaan pembunuhan dan terorisme terhadap salah satu terduga pelaku.

Suasana haru menyelimuti area di luar Chabad of Bondi, Sydney, ketika ratusan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Rabbi Eli Schlanger, 41. Ia menjadi salah satu dari 15 korban jiwa dalam serangan hari Minggu (14/12), yang menargetkan keluarga Yahudi yang tengah merayakan malam pertama Hanukkah.

Tangis keluarga pecah ketika peti mati Schlanger, yang diselimuti beludru hitam dengan simbol Bintang Daud berwarna emas, dibawa masuk ke dalam sinagoge.

Schlanger dikenal sebagai penggagas acara Chanukah by the Sea di Pantai Bondi dan menjabat sebagai asisten rabi di Chabad Bondi. Ia meninggalkan seorang istri dan lima anak, termasuk putra bungsu yang baru berusia dua bulan.

Dijuluki Rabi Bondi, Schlanger dikenang sebagai pemimpin spiritual yang berdedikasi dan sangat dicintai. Chabad menggambarkannya sebagai sosok yang tanpa lelah bekerja untuk mendukung kehidupan Yahudi di komunitas Bondi melalui jaringan organisasi Yahudi global tersebut.

Dalam upacara pemakaman, ayah mertua Schlanger, Rabbi Yehoram Ulman berbicara dengan suara bergetar saat mengenang menantunya sebagai sosok luar biasa.

"Apa pun yang saya katakan hari ini akan menjadi pernyataan yang meremehkan arti dirimu bagi semua orang, keluargamu, dan saya pribadi,” kata Ulman. 

"Kau adalah putraku, sahabatku, orang kepercayaanku," ucapnya.

"Sehari tanpa dirimu terasa mustahil," tambahnya.

Menjelang pemakaman, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

"Jelas ia sangat dicintai di masyarakat, tidak hanya oleh keluarganya saja," kata Albanese kepada wartawan. 

"Saya pikir semua pikiran dan hati warga Australia bersama keluarga-keluarga tersebut saat mereka melewati perpisahan dengan orang yang mereka cintai," ujarnya.

Pemakaman korban lain, termasuk Reuven Morrison, 62, Peter Meagher, dan Rabbi Yaakov Levitan, 39, juga dijadwalkan berlangsung pada hari yang sama.

Dakwaan diajukan

Beberapa jam setelah pemakaman Schlanger, kepolisian Australia secara resmi mendakwa pria yang diduga melakukan pembantaian tersebut bersama ayahnya.

Naveed Akram, 24, didakwa atas 59 pelanggaran, termasuk 15 dakwaan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan serta dakwaan terkait tindakan terorisme.

Ayahnya, Sajid Akram, 50, tewas ditembak polisi di lokasi kejadian. Naveed sendiri mengalami luka tembak dan sempat koma sebelum akhirnya sadar pada Selasa (16/12).

Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, mengatakan proses hukum akan dilanjutkan di rumah sakit.

"Kami akan melanjutkan proses hukum di rumah sakit, dari sana ia akan dipindahkan ke fasilitas pemasyarakatan," kata Lanyon.

Pihak berwenang menyatakan bahwa kedua pelaku diduga terinspirasi oleh ideologi ISIS. Aparat kontra-terorisme Australia meyakini keduanya sempat mengikuti pelatihan bergaya militer di wilayah selatan Filipina bulan lalu, daerah yang dikenal sebagai basis ekstremisme Islam, sebagaimana dilaporkan ABC.

Fakta bahwa Sajid Akram merupakan pemilik senjata api berlisensi memicu kembali perdebatan publik terkait efektivitas undang-undang senjata api Australia yang selama ini dikenal ketat.

Pemerintah negara bagian New South Wales tengah menyusun regulasi baru untuk memperketat pembatasan kepemilikan senjata. Parlemen negara bagian bahkan dipanggil kembali untuk membahas perubahan undang-undang tersebut menjelang libur Natal.

Penembakan brutal yang terjadi pada salah satu hari paling meriah dalam kalender Yahudi itu merenggut nyawa lintas generasi, dari seorang anak perempuan berusia 10 tahun hingga seorang penyintas Holocaust.

Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, mengatakan rancangan undang-undang baru akan membatasi jumlah senjata api yang boleh dimiliki seseorang, mengklasifikasikan ulang jenis senapan tertentu, mengurangi kapasitas magazin, serta melarang penggunaan magazin sabuk. 

Pemerintah negara bagian juga mempertimbangkan penghapusan mekanisme banding setelah izin senjata api dicabut.

Di tengah duka, warga Sydney terus berdatangan ke Paviliun Bondi untuk meletakkan bunga dan menyalakan lilin di dekat pantai tempat serangan terjadi, sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan kepada para korban.

Serangan tersebut terjadi setelah rentetan insiden anti-Semit di berbagai kota Australia, termasuk pembakaran dan vandalisme terhadap properti serta institusi Yahudi, terutama sejak pecahnya perang Israel di Gaza. 

(CNN/H-4)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bos Danantara Kasih Pesan Penting ke BUMN Soal Digitalisasi
• 7 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Eks Diktator Arab Hidup Sunyi di Rusia, Mulai Dijauhi Lingkaran Putin
• 18 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Pengacara Anak Riza Chalid Bantah Sewa Terminal BBM OTM Rugikan Negara
• 20 jam lalubisnis.com
thumb
Prabowo Ingin Papua Ditanam Kelapa Sawit untuk Hasilkan BBM
• 19 jam lalukumparan.com
thumb
Sumin dan Yoon STAYC Tampil Melokal Pakai Kebaya di Event Terbaru, Ini Potretnya!
• 20 jam lalubeautynesia.id
Berhasil disimpan.