jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa tiga orang saksi untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi dalam proses pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) pada periode 2020 hingga 2024.
Ketiga saksi yang menjalani pemeriksaan berasal dari internal BUMN dan penyedia. Mereka adalah Riza Akmal, yang pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Material & Kebijakan Procurement periode Oktober 2020 – Juli 2022; Tri Asmoro, Direktur PT Conexat Ekstra Indonesia; dan Dedi Sunardi, mantan Senior Executive Vice President (SEVP) Manajemen Aktiva Tetap & Pengadaan periode April hingga Juli 2020.
BACA JUGA: KPK Periksa Ali M Amin dan Sejumlah Pengusaha Travel Haji Terkait Kasus Kuota
"Pemeriksaan digelar di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (17/12)," ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangan resminya.
KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka pada 9 Juli 2025.
Kelima tersangka tersebut adalah Catur Budi Harto (mantan Wakil Direktur Utama BRI), Indra Utoyo (mantan Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI), Dedi Sunardi (SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan BRI), Elvizar (Direktur Utama PT Pasifik Cipta Solusi), dan Rudy Suprayudi Kartadidjaja (Direktur Utama PT Bringin Inti Teknologi).
KPK menduga adanya dua skema dalam pengadaan mesin EDC ini, yaitu skema beli putus dan sewa, dengan total nilai proyek mencapai Rp 2,1 triliun. Dugaan awal kerugian negara dalam kasus ini diperkirakan mencapai Rp 744 miliar.
Untuk mengamankan aset negara, KPK juga telah melakukan penyitaan uang senilai Rp 65 miliar yang diduga terkait dengan perkara ini.Upaya KPK untuk mengungkap kasus ini terus berlanjut. Sebelumnya, pada 7 dan 8 Oktober 2025, KPK juga telah memeriksa sejumlah saksi lainnya, termasuk Direktur PT Indosat Irsyad Sahroni serta direksi dari beberapa perusahaan teknologi . Salah satu tersangka, Indra Utoyo, juga telah diperiksa ulang dan mengaku ditanya seputar kronologi perkara. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
