Aktris Dian Sastrowardoyo tampil dengan peran yang berbeda lewat film drama keluarga berbalut fisik ilmiah berjudul Esok Tanpa Ibu (Mothernet). Dalam film ini, Dian Sastro berperan sebagai ibu dari Rama (Ali Fikry).
Rama merasakan kehilangan kasih sayang orang tua karena ibunya sedang terbaring koma.
Di tengah kondisi tersebut, Rama menemukan program kecerdasan buatan (AI) bernama i-BU yang membuatnya kembali merasakan kehadiran ibunya. Lewat karakter inilah, Dian hadir sebagai sosok AI dalam cerita.
Dian menuturkan, memerankan karakter AI bukanlah hal yang mudah. Untuk mendalami perannya, ia bahkan mencoba berinteraksi langsung dengan AI dalam kesehariannya.
“Jadi untuk bisa mendapatkan arahan karakter yang tepat, aku akhirnya jadi sangat sering ngobrol sama AI yang ada di HP aku,” tutur Dian Sastrowardoyo, saat konferensi pers perilisan trailer resmi dan poster Esok Tanpa Ibu di XXI Plaza Senayan, Jakarta.
Lebih lanjut, aktris kelahiran 1982 ini mengatakan kebiasaan tersebut membantunya memahami intonasi yang tepat untuk mengisi suara karakter AI yang ia perankan.
“Aku jadi kebiasaan sama intonasinya si AI aku yang ada di handphone, akhirnya aku mencoba meniru gimana caranya (AI) itu ngomong, apalagi karena sering ngomong sama AI jadi kayak kebayang,” lanjut Dian.
Sebelumnya, Dian memang pernah menjadi pengisi suara, seperti pada aplikasi navigasi Waze. Namun, menurutnya, peran kali ini terasa berbeda dibandingkan pengalamannya mengisi suara untuk aplikasi tersebut pada ajang Asian Games 2018.
“Dulu itu lebih pakai personality aku secara pribadi, sementara kalau di film ini aku lebih meniru personality AI yang ada dalam hidup kita,” jelasnya.
Dian Sastro Cerita Tantangan Jalani Pemeran Sekaligus Produser di Esok Tanpa IbuSelain berperan sebagai sosok ibu, Dian Sastro juga mengambil peran lain sebagai produser di film Esok Tanpa Ibu. Menjalani dua peran sekaligus, Dian mengaku harus lebih fleksibel dalam membagi fokus.
“Kayak kemarin aku abis ngomongin duit tiba-tiba di sini harus jadi ibu lagi nih, jadi masuk lagi ke alam emosi. Kalau aktor kan kita banyak bekerja pake emosi, tapi kalau di produser kita banyak bekerja pakai logika, nah itu harus fleksibel,” kata Dian.
Menariknya, ia juga kerap melibatkan kedua anaknya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratana Sutowo, dengan meminta masukan selama proses pembuatan film. Hal itu biasanya ia lakukan saat mengecek kembali kebutuhan film di rumah, mulai dari naskah, rough cut editing, hingga trailer.
“Mereka lumayan bangga karena ngeliat banget prosesnya aku ngawal project ini… Trailer itu kita revisinya berapa kali, dan itu aku selalu coba tanya (anak-anak), ‘Ini trailernya kamu bilang bagus gak?’, jadi mereka juga jadi kayak laboratorium aku di rumah,” terangnya.
Dian mengaku tak sabar menunggu film ini dirilis agar bisa menontonnya bersama anak-anaknya yang sejak awal sudah melihat proses pembuatan film.
Selain Dian Sastro, Esok Tanpa Ibu juga dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman sebagai ayah, serta Aisha Nurra Datau dan Bima Sena sebagai pemeran pendukung. Film ini diproduksi oleh BASE Entertainment, Beacon Film, dan Refinery Media, dengan dukungan dari Singapore Film Commission (SFC) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA).
Sebelumnya, Esok Tanpa Ibu telah menjalani pemutaran perdana di Busan International Film Festival 2025 melalui program Vision Asia, serta diputar dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-20 (JAFF20). Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.
Reporter: Salsha Okta Fairuz




