Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 360 korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra Utara. Selain itu, 21 ribu warga terpaksa mengungsi dari rumahnya.
Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, jumlah korban itu sudah termasuk penambahan lima korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Tengah, berdasar laporan terbaru dari Tim SAR Gabungan.
Melansir Antara, bencana tersebut juga menyebabkan sebanyak 21.579 warga harus mengungsi, dengan konsentrasi pengungsi terbesar berada di Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 10.887 jiwa dan Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 5.197 jiwa.
Aam menjelaskan, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih terus dilakukan di empat sektor prioritas yakni, Kecamatan Sibabangun dan Aloban Bair di Kabupaten Tapanuli Tengah, Desa Garoga di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, serta wilayah Pancuran Gerobak di Kota Sibolga.
Tim SAR Gabungan melakukan percepatan pencarian dengan tetap memperhatikan keselamatan personel dan kondisi cuaca yang masih berpotensi berubah di lapangan.
Di sektor permukiman, BNPB mencatat total rumah rusak akibat bencana di Provinsi Sumatera Utara mencapai 28.708 unit, dengan 5.158 unit di antaranya mengalami kerusakan berat.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.068 unit rumah dilaporkan hilang atau hanyut terbawa banjir, dengan Kabupaten Langkat menjadi wilayah dengan jumlah rumah rusak terbanyak mencapai 11.273 unit.
Untuk menangani warga yang kehilangan tempat tinggal, BNPB bersama pemerintah daerah mulai menyiapkan pembangunan hunian sementara (huntara), termasuk 102 unit di Kabupaten Tapanuli Utara dan rencana pembangunan 488 unit huntara di Kabupaten Tapanuli Selatan.
BNPB menyatakan koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terus dilakukan secara terpadu agar penanganan darurat, pemulihan sosial, serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.(ant/kir/rid)




