Berdialog dengan Seniman Ngawi, Ibas Ingatkan Mencintai Budaya Tak Cukup Hanya Mewarisi

jpnn.com
16 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com - Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas berdialog langsung dengan para seniman dan pegiat budaya Kabupaten Ngawi dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dirangkai dengan masa reses DPR bertajuk 'Ngawi Berkarya, Kuatkan Seni Budaya Nusantara'.

Pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh semangat tersebut menjadi ruang silaturahmi kebangsaan sekaligus wadah menyerap aspirasi komunitas seni sebagai bagian penting pembangunan karakter bangsa.

BACA JUGA: Tinjau Program BPBL di Ngawi, Ibas: Listrik Bisa Membuat Kehidupan Semakin Menyala

Ibas yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR menegaskan kekuatan Indonesia tidak hanya bersumber dari kekayaan alam dan ekonomi, tetapi juga dari seni dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.

Menurut Ibas, mencintai budaya tidak cukup hanya dengan mewarisi, tetapi harus diwujudkan dengan mementaskan, mempromosikan, dan terus berinovasi agar seni mampu menyambung masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa.

BACA JUGA: Ibas Sampaikan Doa untuk Korban Banjir Bandang dan Longsor di Aceh, Sumut & Sumbar

“Budaya adalah jembatan peradaban. Kalau kita rawat, kita tampilkan, dan kita kembangkan dengan kreativitas, maka identitas bangsa akan tetap hidup dan relevan sepanjang zaman,” tutur Ibas.

Ibas mengatakan Indonesia patut bersyukur karena memiliki warisan budaya yang telah diakui dunia.

BACA JUGA: Hari Kesehatan 2025, Ibas Dorong Generasi Muda Hidup Sehat di Era Digital

Berbagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, seperti batik, gamelan, wayang kulit, kebaya, Reog Ponorogo, Tari Saman, pencak silat, angklung, dan ragam tradisi lainnya menjadi bukti bahwa seni budaya nusantara memiliki nilai universal.

“Ini adalah modal besar bangsa. Tugas kita adalah menjaga, menghidupkan, dan mengembangkannya agar tidak berhenti sebagai arsip sejarah, tetapi terus tumbuh sebagai sumber inspirasi dan kesejahteraan,” ujar Anggota Dapil Jawa Timur VII tersebut.

Dalam konteks Ngawi, Ibas menyampaikan optimisme daerah ini memiliki potensi besar untuk melahirkan seniman-seniman berprestasi.

Dia menyebut sejumlah figur yang dapat menjadi inspirasi dan harapan keberhasilan bagi generasi muda Ngawi, seperti almarhum Didi Kempot, maestro campursari yang karyanya mendunia.

Kemudian almarhum Mamiek Prakoso, pelawak grup legendaris Srimulat.

Ada juga Denny Caknan, musisi muda yang berhasil mengangkat musik Jawa ke panggung nasional; Tedja Suminar, seniman teater dan sastra yang konsisten menghidupkan dunia seni pertunjukan.

“Mereka adalah bukti bahwa dengan ketekunan, karakter, dan keberanian berkreasi, seniman daerah bisa berdiri sejajar di level nasional bahkan internasional,” kata Ibas.

Dalam kesempatan tersebut, Ibas juga mengapresiasi dan menguatkan semangat jargon 'Ngawi RAMAH' sebagai identitas dan arah pembangunan daerah.

Menurut Ibas, nilai Rapi, Aman, Maju, Adil, dan Harmonis bukan sekadar slogan, melainkan cerminan karakter masyarakat Ngawi yang harus terus dirawat melalui perilaku, kebijakan, dan karya nyata.

Ibas menilai semangat RAMAH sejalan dengan pembangunan karakter bangsa—menciptakan suasana yang nyaman, inklusif, dan saling menghargai bagi seluruh warga.

Dukungan terhadap jargon ini juga tercermin dalam berbagai slogan daerah, seperti 'Negeri Ngawi Ramah' dan 'Ngawi Makin Top Markotop' yang menunjukkan optimisme, kebersamaan, serta inovasi kolektif untuk mewujudkan Ngawi yang semakin maju, berdaya saing, dan harmonis di tengah keberagaman.

Edhie Baskoro menegaskan pelestarian budaya tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan ekosistem yang kuat dan kolaboratif.

Selain sinergi antara pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan generasi muda, ia menekankan peran penting kementerian sebagai penunjang utama, yakni Kementerian Ekonomi Kreatif yang membina pengembangan 16 subsektor ekonomi kreatif.

Selanjutnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam pelestarian, pendidikan, dan penguatan kebudayaan nasional.

Kementerian Koperasi dan UMKM dalam penguatan usaha, permodalan, serta keberlanjutan pelaku seni dan budaya, serta Kementerian Pariwisata yang berperan mempromosikan seni budaya sebagai daya tarik wisata dan penggerak ekonomi daerah.

“Kolaborasi inilah yang akan membuat seni budaya tidak hanya lestari, tetapi juga berdaya secara ekonomi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ibas menyoroti pentingnya ruang berekspresi yang memadai bagi para seniman.

Dia mendorong agar ke depan tersedia ruang seni yang representatif, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.

“Idealnya setiap kabupaten punya ruang seni, setiap kecamatan dan desa memiliki tempat berekspresi. Di situlah kreativitas tumbuh dan peradaban dijaga agar tidak terputus,” tegasnya.

Lulusan S2 Nanyang Technological University tersebut juga mengajak seniman Ngawi menyesuaikan dengan perkembangan zaman untuk adaptif dan memanfaatkan teknologi digital.

Menurutnya, platform digital dan media sosial dapat menjadi etalase global bagi karya-karya lokal.

“Lewat YouTube, Instagram, dan platform digital lainnya, seni Ngawi bisa ditonton dunia—dari Asia hingga Eropa. Ini cara yang murah, mudah, dan berdampak besar,” ujarnya.

Dalam sesi dialog, Ketua Taruna Budaya Ngawi Wahyu Yoga Ari Respati menyampaikan aspirasi para seniman tradisional yang masih kekurangan ruang berekspresi dan sarana pendukung, termasuk peralatan musik seperti gamelan.

Menanggapi hal tersebut, Ibas menyatakan komitmen untuk memperjuangkan dukungan konkret.

“Jika memang dibutuhkan peralatan musik seperti gamelan, bisa kami dukung. Insyaallah kami bersama Partai Demokrat akan perjuangkan agar seni budaya Ngawi terus hidup dan berkembang,” ujar Ibas.

Terakhir, alumnus S3 IPB University ini memberikan pesan kepada para seniman dan generasi muda Ngawi untuk terus berkarya, belajar, dan berkontribusi bagi bangsa.

Ibas menegaskan seni budaya adalah fondasi karakter nasional yang harus berjalan seiring dengan pendidikan dan inovasi.

Acara Sosialisasi Empat Pilar ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama serta komitmen para seniman untuk menjadi duta-duta Pancasila di lingkungannya masing-masing, menjaga kerukunan, dan terus berprestasi demi kemajuan Ngawi dan Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Ngawi dari Partai Demokrat Haris Agus Susilo, Camat Ngawi Arin, Ketua Taruna Budaya Ngawi Wahyu Yoga Ari Respati, serta para seniman dan seniwati dari berbagai komunitas seni di Kabupaten Ngawi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Harga Chery J6 Bekas, Mobil Hobi yang Mulai Terjangkau
• 9 jam lalumedcom.id
thumb
Selain Urai Kemacetan, Flyover Nurtanio Bandung Diharapkan Persingkat Waktu Tempuh
• 4 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Suku Bunga BI Tetap 4,75 Persen, IHSG Diproyeksi Menguat ke Level 8.600-8.750
• 19 jam lalukumparan.com
thumb
Thailand Dilaporkan Bom Pusat Kasino di Kamboja
• 9 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pemilik Gedung Kebakaran Terra Drone Diperiksa, Lepas Tangan?
• 13 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.