Penulis: Paino
TVRINews, Lingga
Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) kelapa Lingga kembali melakukan ekspor sebanyak 24 ton cocopeat ke Tiongkok. Pengiriman itu dilakukan pada Selasa, 16 Desember 2025.
Tingginya permintaan pasar Tiongkok terhadap produk tersebut menjadi dorongan baru bagi perkembangan industri kecil di Kabupaten Lingga.
Bahan baku cocopeat yang mudah diperoleh di Lingga, di mana pohon kelapa tumbuh subur hampir di setiap pulau, menjadi harapan baru bagi masyarakat pesisir. Warga kini semakin terdorong untuk merawat pohon kelapa yang menjadi bahan baku utama produksi cocopeat.
Pengolahan cocopeat yang dilakukan oleh IKM di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, juga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi desa.
Keberadaan IKM tersebut membuka peluang kerja bagi masyarakat, khususnya pemuda desa, baik sebagai petani kelapa maupun sebagai tenaga kerja di sektor pengolahan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Lingga, Febrizal Taufik, mengatakan bahwa saat ini IKM kelapa Lingga tidak hanya memproduksi cocopeat, tetapi juga cocofiber.
"Saat ini IKM sudah memproduksi cocopeat dan cocofiber. Ke depan, kami juga akan mengembangkan produksi minyak kelapa dan briket untuk memenuhi pasar internasional," ujar Febrizal.
Ia menjelaskan bahwa seluruh bagian kelapa akan dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, mulai dari tempurung hingga sabut kelapa yang sebelumnya hanya menjadi limbah warga.
"Semua bahan baku utama kelapa akan dimanfaatkan oleh IKM. Sabut kelapa yang selama ini menjadi limbah bisa diolah menjadi berbagai produk, seperti sapu lantai," ucapnya.
Menurutnya, semakin aktifnya IKM kelapa Lingga membuka peluang kerja yang semakin luas bagi masyarakat. Selain itu, kelapa milik warga dapat terserap di pasar lokal dan tidak lagi terbuang sia-sia.
"Dengan aktifnya IKM ini, peluang pekerjaan terbuka lebar dan hasil kelapa milik warga bisa tertampung di daerah sendiri," ungkapnya.
Editor: Redaksi TVRINews




