Bisnis.com, JAKARTA – Produsen otomotif Morris Garage Indonesia (MG) berkomitmen untuk memperkuat perakitan kendaraan secara lokal di tengah absennya insentif otomotif pada 2026 mendatang.
Head of Marketing MG Motor Indonesia Hary Kurniawan, mengatakan perseroan akan tetap mengikuti perkembangan kebijakan dari pemerintah, sambil terus meningkatkan produksi lokal untuk memenuhi ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
“Kami akan fokus sebisa mungkin produk-produk yang kami jual itu memenuhi TKDN sesuai dengan aturan pemerintah,” ujar Hary di Jakarta, dikutip Kamis (18/12/2025).
Hary mengungkapkan, perseroan berencana meluncurkan setidaknya empat model baru pada tahun depan. Seluruh model tersebut akan dirakit secara lokal di Indonesia dengan skema completely knocked down (CKD).
Lebih lanjut, dia mengatakan, MG akan mengoptimalkan fasilitas produksi milik SAIC Motor International yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik tersebut juga menjadi basis produksi bagi Wuling Motors.
“Saat ini fokus kami seluruhnya CKD. Dari sisi kapasitas sebenarnya sudah tersedia dan kini kami optimalkan di level 50.000 unit per tahun,” ujarnya.
Baca Juga
- Morris Garage Catat 500 SPK di IIMS 2025, MG 4 EV Terlaris
- Strategi MG Hadapi Serbuan Mobil Listrik China di Pasar Indonesia
- Ada Insentif Pajak 3%, MG Berencana Produksi Lokal Mobil Hybrid
Adapun portofolio model unggulan Morris Garage mencakup MG ZS, MG5 GT, MG4 EV, MG ZS EV, MG VS HEV, hingga roadster listrik MG Cyberster.
Meski demikian, perseroan belum mengungkapkan secara rinci model apa saja yang akan resmi dipasarkan pada tahun depan. Sebagai gambaran, MG sebelumnya sempat menampilkan dua model global terbarunya, yakni MG S5 EV dan MG New ZS, pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesales MG tercatat sebanyak 1.759 unit pada Januari-November 2025. Sementara itu, penjualan ritel pada periode yang sama sebesar 1.648 unit.
Dia mengakui bahwa penjualan mobil sepanjang tahun ini menghadapi tantangan yang relatif sama bagi seluruh agen pemegang merek (APM) di pasar. Meski demikian, perseroan tetap optimistis pada tahun depan seiring kehadiran produk-produk baru MG yang diyakini mampu bersaing di pasar Indonesia.
Hary menyampaikan bahwa perseroan tetap berupaya menjaga harga jual kendaraan MG agar lebih kompetitif bagi konsumen, meskipun pada tahun depan tidak lagi didukung oleh insentif dari pemerintah.
“Jadi insentif itu sebenarnya hal yang additional lah ya. Kalau kita bicara insentif menguntungkan konsumen dan akan menaikkan penjualan, tentu. Tetapi dari sisi brand, kami fokuskan itu lebih kepada produk yang kami hadirkan itu harganya tetap kompetitif,” pungkasnya.





