Grid.ID – Perkembangan ekonomi kreator di Indonesia terus mengalami perubahan seiring meningkatnya peran influencer dalam aktivitas bisnis digital. Fenomena ini memunculkan tantangan baru terkait keberlanjutan usaha dan profesionalisme pengelolaan bisnis.
Di tengah tren tersebut, KontrakHukum menyoroti pentingnya transformasi peran kreator melalui sebuah forum diskusi tertutup bertajuk IMPACT. Forum ini membahas pergeseran orientasi kreator dari sekadar popularitas menuju pembangunan bisnis jangka panjang.
Tema From Likes to Legacy: Turning Digital Influence into a Sustainable Business menjadi benang merah diskusi yang diangkat. Tema tersebut mencerminkan perubahan cara pandang terhadap nilai pengaruh digital di era ekonomi kreatif.
KontrakHukum menilai bahwa pengaruh digital yang besar tidak selalu berbanding lurus dengan keberlanjutan usaha. Tanpa fondasi hukum dan struktur bisnis yang jelas, popularitas dinilai rentan bersifat sementara.
Forum ini melibatkan sejumlah kreator yang telah menjalankan aktivitas kewirausahaan seperti Baim Wong selaku Founder dari Tiger Wong Entertainment dan Hanny Zhang selaku Founder Jims Honey. Peserta disebut dipilih berdasarkan rekam jejak dan kesiapan membangun bisnis yang terukur.
Para peserta diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan tahap perkembangan usaha. Pendekatan ini digunakan untuk memetakan tantangan yang berbeda di setiap fase bisnis kreator.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah pentingnya legalitas dalam pengelolaan usaha kreator. Aspek hukum dinilai masih kerap diabaikan dalam perjalanan transformasi influencer menjadi pelaku bisnis.
Selain legalitas, kredibilitas juga menjadi perhatian dalam diskusi tersebut. Kredibilitas dipandang sebagai modal penting untuk menjaga kepercayaan publik dan mitra usaha.
“Di dunia di mana pengaruh itu cepat berlalu, kami percaya warisan dibangun melalui tujuan dengan mengubah jangkauan digital menjadi dampak nyata,” ucap Rieke Caroline selaku Founder KontrakHukum dalam acara Impact dengan tema From Likes To Legacy: Turning Digital Influence into a Sustainable Busines di Flowey, SCBD Park, Jakarta, Kamis (17/12/2025). Pernyataan ini menegaskan fokus pada nilai jangka panjang.
Diskusi juga menyinggung perlunya tata kelola bisnis yang lebih profesional di sektor ekonomi kreatif. Kreator didorong untuk memahami tanggung jawab bisnis di balik pengaruh digital yang dimiliki.
Forum tersebut memandang ekonomi kreator sebagai bagian penting dari ekosistem ekonomi nasional. Kreator dinilai memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan usaha berbasis komunitas.
Konsep legacy yang diangkat tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial. Dampak sosial dan keberlanjutan usaha menjadi bagian dari nilai yang ingin dibangun.
Kolaborasi lintas sektor turut menjadi topik pembahasan dalam forum ini. Kerja sama antara kreator, pelaku usaha, dan penyedia layanan profesional dinilai penting untuk memperkuat ekosistem.
Dalam konteks jangka panjang, ekonomi kreator dikaitkan dengan visi pembangunan nasional. Sektor ini dinilai berpotensi berkontribusi terhadap tujuan Indonesia Emas 2045.
Namun demikian, potensi tersebut dinilai perlu diimbangi dengan kesiapan regulasi dan peningkatan kapasitas pelaku industri. Tanpa itu, pertumbuhan ekonomi kreator dikhawatirkan tidak berkelanjutan.
Forum ini menandai adanya pergeseran diskursus dalam ekonomi kreatif Indonesia. Pengaruh digital mulai diarahkan untuk menciptakan nilai yang lebih permanen dan berdampak luas. (*)
Artikel Asli




