Meskipun memang sama-sama angin, namun dampaknya pasti berbeda pada ban motor jika diisi dengan oksigen atau nitrogen. Perlu diketahui, komposisi udara yang kita hirup berupa 78% nitrogen, 21% oksigen, dan sisanya gas lain.
Kalau yang dimaksud isi gas nitrogen untuk ban, konsentrasi nitrogennya sudah diatas 99% alias hampir murni. Nitrogen lebih bersifat kering, sedangkan angin biasa mengandung uap air. Untuk jangka panjang, jika uap air ini ada didalam ban bisa merusak bagian dalam ban itu.
Lantaran nitrogen tidak mengandung uap air, tekanan yang dihasilkan lebih awet. Bobot ban pun jadi lebih ringan karena tidak mengandung uap air. Nitrogen juga sifatnya lebih tahan terhadap panas jika dibandingkan angin biasa atau oksigen. Baca Juga:
Pria Ini Tuntaskan Solo Touring Lintasi Tiga Negara Sejauh 8.300 Km
Tingkat pemuaian pada ban yang diisi dengan nitrogen lebih rendah, sehingga ketika ban motor digunakan dalam kurun waktu yang lama, tekanan ban tidak naik secara drastis seperti ban yang diisi dengan angin biasa.
Contohnya, jika ban dengan angin biasa dikendarai pada siang hari dengan jarak tempuh sekitar 50 kilometer akan terjadi peningkatan tekanan angin hingga 3 psi. Sementara jika ban menggunakan nitrogen kenaikan tekanan ban hanya sekitar 0,5 psi.
Untuk perjalanan jauh, pakai angin biasa naiknya bisa lebih banyak lagi. Ini beresiko bikin ban pecah, apalagi bila kondisi ban sudah tidak bagus. Nah, akan lebih baik keluar uang lebih banyak untuk isi angin nitrogen pada semua ban sepeda motor kesayangan kalian, demi keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan agar tetap bisa aman.
Perlu diingat, jangan mencampur angin biasa dengan nitrogen, karena kalau tercampur nanti angin nitrogen akan berubah menjadi seperti angin biasa yang mengandung oksigen. Pahami juga bahwa penggunaan nitrogen di ban cadangan tidak disarankan. Lantaran nitrogen tidak akan bekerja dengan baik dan karet ban bisa mengeras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)





