Starbucks dan Burger King Kompak Jual Saham ke Ekuitas Lokal China, Ada Apa?

viva.co.id
17 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Perusahaan makanan dan minuman raksasa asal Amerika Serikat (AS), Starbucks dan Burger King, melakukan perubahan strategi bisnis signifikan untuk wilayah operasional di Tiongkok. Langkah ini menandai perubahan pendekatan korporasi global dalam mempertahankan eksistensi di pasar Tiongkok yang semakin kompetitif.

Baru-baru ini, Starbuck menjual 60 persen saham bisnisnya di Tiongkok kepada Bowie Capital dengan nilai transaksi mencapai US$4 miliar sekitar Rp 66,8 triliun (estimasi kurs Rp 16.650 per dolar AS). Burger King juga mengambil keputusan serupa dengan melepas 83 persen kepemilikan bisnisnya di Tiongkok kepada perusahaan ekuitas swasta lokal, CPE Yuanfeng. 

Baca Juga :
Saham BNBR Meroket Usai Akuisisi Tol Cimanggis-Cibitung, Manajemen Buka Suara
IHSG Ditutup Turun Tipis, Cek 3 Saham Kinclong di Jajaran LQ45

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Kedua merek global tersebut menghadapi tekanan besar dari merek-merek asli China yang agresif berekspansi dan semakin menguasai pasar domestik.

Persaingan paling nyata terlihat di industri kopi. Merek lokal, Luckin Coffee, telah melampaui Starbucks di Tiongkok baik dari sisi penjualan maupun jumlah gerai sejak 2023 sehingga mempersempit ruang gerak Starbucks yang selama bertahun-tahun menjadi simbol dominasi kopi global di Negeri Tirai Bambu. 

Restoran cepat saji Burger King
Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Burger King juga menghadapi tantangan serupa. Rata-rata penjualan per gerai di China tercatat menjadi yang terendah dibandingkan pasar utama Burger King lainnya, mencerminkan lemahnya daya saing di pasar lokal.

Dalam situasi tersebut, kemitraan dengan ekuitas swasta lokal dipandang sebagai solusi strategis. Dana ekuitas lokal dinilai memiliki keunggulan dalam mengambil keputusan cepat, memahami karakter konsumen, serta menjangkau rantai pasok dan jaringan distribusi di dalam negeri. 

"Mitra lokal tidak hanya menyediakan dana, tetapi juga pengalaman peningkatan kinerja, pengetahuan manajemen yang mendalam tentang industri, dan kumpulan talenta," ujar Partner di Bain & Company, Hao Zhou, dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 18 Desember 2025.

Menurutnya, dukungan ini menjadi krusial bagi merek asing yang kesulitan beradaptasi dengan dinamika pasar Tiongkok.
Tekanan yang dihadapi perusahaan asing juga menempatkan mereka pada persimpangan strategis. 

“Perusahaan makanan dan minuman luar negeri menghadapi pilihan, apakah akan terus menggelontorkan dana untuk mempertahankan pangsa pasar atau bertahan dengan dukungan mitra lokal,” imbuh Chairman McKinsey China, Cho Ngai.

Baca Juga :
Kepala Daerah Papua Bakal Bahas Skema Pembagian Saham Freeport
Resmi IPO, Superbank Raup Dana Segar Rp 2,79 Triliun untuk Perluas Ekspansi Bisnis
IHSG Uji Level Kunci, Intip 5 Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Rupiah Menguat 13 Poin di Awal Perdagangan, Capai Rp16.710 per Dolar AS
• 1 jam lalupantau.com
thumb
Bank Mandiri (BMRI) Siap Bagikan Dividen Interim Rp9,3 Triliun
• 3 jam laluidxchannel.com
thumb
Kezka Printing Terima Pemesanan Mukena Motif, Ini Variasi dan Harganya
• 15 jam lalurctiplus.com
thumb
Dewi Laila Mubaroh: 2 Kali Hamil, 2 Kali Sabet Medali Emas di 2 Edisi SEA Games
• 12 jam lalutvonenews.com
thumb
Aksi Megawati “Todong” Donasi untuk Bencana Sumatra Dari 500 Juta Hingga Tembus 3,2 Miliar
• 19 jam lalusuarasurabaya.net
Berhasil disimpan.