Buku ”Berguru ke Suwarnadwipa” Perkuat Referensi KCBN Muarajambi Menuju Warisan Dunia

kompas.id
15 jam lalu
Cover Berita

MUARO JAMBI, KOMPAS — Pemerintah Indonesia memperbarui lagi daftar sementara warisan budaya ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Usulan atas Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi diperkuat dengan menambahkan data-data baru.

Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Endah TD Retnoastuti mengatakan, pihaknya menambahkan buku Berguru ke Suwarnadwipa untuk memperkuat data tersebut.

”Buku ini menambah data-data yang akan kita sampaikan kepada UNESCO,” ujarnya dalam peluncuran buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas itu, di Museum KCBN Muarajambi, Kamis (18/12/2025).

Buku ini diluncurkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Jambi Al Haris, Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty, dan Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan.

Acara tersebut juga dihadiri Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Agus Widiatmoko, dan Wakil Pemimpin Umum Kompas Paulus Tri Agung Kristanto.

Buku setebal 264 halaman itu merupakan hasil kerja sama Kementerian Kebudayaan dengan Harian Kompas. Buku ini memuat catatan revitalisasi yang dilakukan di sejumlah situs di KCBN Muarajambi. Di dalamnya juga terdapat ulasan mengenai upaya pelestarian budaya dan kekayaan gastronomi.

Menurut Endah, kehadiran kompleks Muarajambi dalam daftar tentatif warisan dunia sebagai pengakuan atas potensi nilai universal yang luar biasa. Muarajambi menuju warisan dunia UNESCO memiliki konteks mentransformasikan posisi Muarajambi yang saat ini dalam daftar sementara menjadi terinskripsi dalam warisan dunia.

Baca JugaMeniti Masa Depan Muarajambi

”Ini adalah bagian dari upaya kolektif kita untuk menyempurnakan dokumen serta memperkuat dokumentasi ilmiah untuk membangun strategi pengelolaan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Buku Berguru ke Suwarnadwipa mengangkat Muarajambi dari sejumlah perspektif. Buku ini bukan sekadar kumpulan catatan, melainkan monumen literer yang mengabadikan napak tilas perjuangan besar bangsa Indonesia menghidupkan kembali pusaka peradaban terpentingnya.

Buku ini memuat catatan revitalisasi yang dilakukan di sejumlah situs di KCBN Muarajambi. Di dalamnya juga terdapat ulasan mengenai upaya pelestarian budaya dan kekayaan gastronomi.

KCBN Muarajambi menjadi saksi kejayaan Sriwijaya sebagai pusat ilmu pengetahuan dan spiritualitas Buddhis terbesar di Asia Tenggara, bahkan dunia, pada masanya. Fakta bahwa kawasan ini jauh lebih besar daripada Angkor Wat juga diungkap dalam buku tersebut.

Buku itu juga menyinggung keberadaan Sungai Batanghari sebagai urat nadi bagi peradaban kuno Suwarnadwipa. Hilir sungai itu jadi titik akhir pertemuan aliran Sungai Batanghari dengan jalur pelayaran timur (China) dan pelayaran dari barat (India, Arab, Persia) membentuk peradaban Batanghari berpusat di kawasan percandian Muarajambi. Di sinilah berkembang sebuah kota kuno pusat pendidikan Buddha yang eksis dari abad ke-6 hingga ke-13 Masehi.

Muarajambi lantas menjadi kawasan percandian agama Buddha yang masyhur pada masanya sehingga dikenal sampai ke mancanegara. Informasi tertua mengenai sejarah Jambi diperoleh dari kitab sejarah Dinasti Tang (618–906 M) yang menyebutkan kedatangan utusan Kerajaan Mo-lo-yeu ke China pada tahun 644 dan 645 M.

Nama Mo-lo-yeu tersebut dapat dikaitkan dengan sebuah kerajaan tua bernama Malayu di pantai timur Sumatera, tempat bermuaranya aliran Sungai Batanghari.

Direktur Diplomasi Kebudayaan Ditjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Raden Usman Effendi mengatakan, buku Berguru ke Suwarnadwipa akan menjadi referensi berharga bagi tim penilai UNESCO dalam menilai Muarajambi sebagai warisan dunia.

Hal ini disebabkan di dalamnya ada banyak bahasan yang menguatkan akan ingatan warga mengenai kebesaran Muarajambi, ikatan yang terjalin, hingga kearifan pelestariannya. Pihaknya optimistis dengan menambahkannya sebagai data pendukung akan semakin memperkuat Muarajambi untuk dinyatakan sebagai warisan dunia.

Di sisi lain, kehadiran buku ini menguatkan literasi tentang Muarajambi bagi masyarakat.  ”Akhirnya kehadiran buku ini akan menjadi bacaan yang mudah dibaca oleh masyarakat umum sehingga akan semakin meningkat kesadarannya tentang betapa besarnya Muarajambi itu pada masa lalu,” ujarnya.

Aktivasi pengembangan

Dalam sambutannya, Fadli Zon mengatakan, upaya ekskavasi, pemugaran, dan penataan gencar dilakukan beberapa tahun terakhir. Yang terkini, pembangunan museum di KCBN Muarajambi hampir selesai. Ia menargetkan museum diresmikan pada awal tahun depan. ”Mudah-mudahan bisa selesai dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujarnya.

Baca JugaYang Hilang dan Kembali di Muarajambi

Fadli Zon mengatakan, aktivasi pengembangan KCBN Muarajambi akan terus didorong lewat dukungan para pihak. Kawasan itu akan makin berkembang sebagai wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi, hingga wisata kuliner. Muarajambi dinilai memiliki skala peninggalan yang luar biasa. Itu sebabnya, kompleks itu ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional sejak 2013.

”Jadi sudah 12 tahun yang lalu (ditetapkan) dengan luas 3.981 hektar, berisi 90 bangunan candi, 1 bukit buatan, 17 kanal, 6 danau, 9 kolam kuno. Luar biasa. Ini disebut sebagai situs Buddhis terbesar di Asia Tenggara,” katanya.

Ia pun ingin memastikan pentingnya integritas lanskap. Terkait itu, diperlukan komitmen besar dalam penataan dan pengelolaan kawasan. Memastikan upaya pelestarian tidak berhenti pada pemugaran fisik. Ia berharap makin berkembang kerja sama untuk menghidupkan KCBN Muarajambi, misalnya dengan makin sering menggelar festival budaya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sudah Raih 80 Emas, Indonesia Ukir Sejarah di SEA Games 2025
• 10 jam lalugenpi.co
thumb
Ironi Jembatan Kewek: Saat Jalan Ditutup, Warga Jogja Justru Temukan 'Surga' Bermain
• 20 jam lalusuara.com
thumb
Wujud Kepedulian Polri, Kapolri Beri Bantuan Personil Korban Bencana di Sumbar
• 21 jam lalurealita.co
thumb
Jumlah Korban Tewas Bencana Sumatra Bertambah jadi 1.068 Orang, 190 Hilang
• 17 jam lalurctiplus.com
thumb
Atalia Praratya berduka kakak meninggal di tengah proses cerai, unggahannya soal kehilangan bikin haru
• 23 jam lalubrilio.net
Berhasil disimpan.