KUPANG, KOMPAS.TV - Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) menggelar Hari Studi dan HUT ke-50+1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu lalu (17/12/2025).
Baca Juga: Wamen Fajar Dorong Literasi Data Lewat IFP, Sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo
Kupang yang juga dikenal sebagai Kota Kasih, memang tepat dijadikan sebagai tuan rumah karena memiliki resonansi dengan semangat pendidikan yang digelorakan oleh Paus Fransiskus.
“Ini sejalan dengan Paus Fransiskus yang pernah mengatakan bahwa pendidikan itu adalah tindakan penuh kasih. Karena ialah yang menuntun manusia keluar dari ego dirinya menuju cahaya,” demikian yang disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen), Fajar Riza Ul Haq ketika menjadi narasumber dalam HUT ke-50+1 MNPK.
Mengutip Karel Steenbrink dalam Orang-orang Katolik di Indonesia, Wamen Fajar mengatakan, telah terjadi proses transformasi lembaga pendidikan Katolik sejak pra-Kemerdekaan, bahkan sejak era Kolonial sampai era Reformasi.
Transformasi itu kemudian menunjukkan, sebagaimana yang kita rasakan hari-hari ini, komunitas Katolik telah menjadi suatu komunitas yang percaya diri dan turut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Pemilihan kata ‘percaya diri’ yang digunakan Steenbrink dapat dimaknai sebagai adanya suatu sikap keterbukaan dari orang-orang Katolik untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkapnya kepada awak media, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya, kunjungan apostolik Paus Fransiskus pada 2024 lalu memiliki pesan yang sangat mendalam. Tidak hanya bagi umat Katolik, melainkan juga bagi umat Islam dan umat-umat lainnya.
“Ini menunjukkan posisi penting Indonesia sebagai contoh atau laboratorium dari apa yang disebut dengan fratelli tutti (semua bersaudara). Dan filosofi pendidikan Katolik berpijak pada itu. Yakni, pendidikan harus menjadi suatu laboratorium untuk mendorong proses perjumpaan antarindividu, antargenerasi, antariman, antarbangsa, dan antarperadaban. Saya mengapresiasi orientasi pendidikan Katolik yang mengarah pada keterbukaan tersebut,” tuturnya.
“Dalam satu dokumen yang diterbitkan pada 2019, yakni Global Impact on Education atau Perjanjian Global tentang Pendidikan, Paus Fransiskus mengatakan pendidikan hari ini dan di masa depan harus berani untuk membentuk individu yang inklusif, bertanggung jawab, dan siap mendengar," ungkap Wamen Fajar.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV
- Majelis Nasional Pendidikan Katolik
- MNPK
- Pendidikan Tindakan Penuh Kasih
- Wamen Fajar
- Wamen Dikdasmen Fajar




