Menjadi mahasiswa baru bukan hanya soal mengenakan almamater atau mengenal lingkungan kampus. Bagi saya, fase orientasi justru menjadi ruang pertama untuk belajar tentang adaptasi, kerja sama, dan proses bertumbuh bersama orang-orang yang sebelumnya sama sekali asing. Tentu merupakan hal yang hampir dirasakan oleh banyak mahasiswa saat baru pertama kali masuk.
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2025 Universitas Padjadjaran Kampus PSDKU Pangandaran, saya memulai perjalanan ini dengan perasaan campur aduk. Program orientasi yang dirancang kampus bertujuan memberi perbekalan awal kehidupan perkuliahan, tetapi tanpa disadari, ia juga membentuk cara interaksi sosial yang kelak menjadi bekal emosional kami.
Pada pertemuan awal sebuah tim terbentuk sembilan orang dengan latar belakang dan karakter berbeda. Kami menamai tim ini “Sambhasana Shristi”, yang berarti diskusi tentang alam. Nama itu bukan sekadar simbol, tetapi harapan agar proses yang kami lalui mampu memberi dampak dan makna.
Selama kurang lebih dua bulan, kami dihadapkan pada berbagai tugas : membuat website, esai, video, proposal, hingga mengelola konten kampanye di media sosial. Beban itu terasa berat, terlebih karena ini adalah awal dari fase baru kehidupan kami. Namun, dari situlah proses belajar dimulai, bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang manusia.
Kami belajar membagi peran, menyusun strategi, dan saling menopang ketika satu di antara kami mulai kelelahan. Ada kalanya ide buntu, energi menurun, dan revisi terasa melelahkan. Namun candaan sederhana di sela diskusi sering kali menjadi penawar, mengingatkan bahwa kami tidak berjalan sendiri.
Dari rangkaian proses tersebut, saya menyadari bahwa orientasi kampus bukan sekadar rutinitas atau formalitas. Ia menjadi ruang pembentukan karakter tentang kepedulian, keteguhan, dan keyakinan bahwa kerja bersama mampu mengatasi keterbatasan individu.
Kami tentu masih memiliki banyak kekurangan. Namun perjalanan ini telah mengubah cara pandang saya terhadap perkuliahan dan kerja tim. Saya bersyukur dapat bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki caranya masing-masing, mengajarkan arti bertahan dan bertumbuh.
Orientasi ini mungkin telah usai, tetapi nilai yang kami pelajari akan terus kami bawa. Dengan dukungan satu sama lain dan bimbingan dari orang-orang yang membersamai di balik perjalanan, saya percaya setiap langkah ke depan akan terasa lebih mungkin untuk dilalui.



