Rupiah Menguat Usai Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Capai 5 Persen di 2025-2026

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.722 per Kamis, 18 Desember 2025. Posisi rupiah itu melemah 24 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.698 pada perdagangan Rabu, 17 Desember 2025.

Baca Juga :
Dibuka Menghijau, IHSG Dibayangi Pelemahan saat Pasar Tunggu Update Suku Bunga BoJ
Diingati Bank Dunia Soal Defisit APBN, Purbaya: Prediksinya Sering Meleset

Sementara perdagangan di pasar spot pada Jumat, 19 Desember 2025 hingga pukul 09.02 WIB rupiah ditransaksikan di Rp 16.714 per dolar AS. Posisi itu menguat 9 poin atau 0,05 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.723 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Pengamat ekonomi dan pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Bank Dunia atau World Bank dalam rilis Desember 2025 mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memperkirakan akan tumbuh di level 5 persen pada 2025-2026.

Hal itu sebagaimana proyeksi yang telah dilakukan pada 2023-2024, sementara pada 2027 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan baru akan mengalami pertumbuhan ke level 5,2 persen secara tahunan.

Level pertumbuhan ini naik pesat dibanding proyeksi sebelumnya dalam IEP edisi Juni 2025, yang memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7 persen pada 2025, 4,8 persen 2026, dan 5,0 persen pada 2027.

Bank Dunia mendasari laju pertumbuhan di kisaran 5 persen itu dari kinerja ekspor dan investasi yang kuat sepanjang tahun ini. Didukung oleh percepatan pengiriman ekspor dan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas, khususnya minyak kelapa sawit, besi, baja, dan emas.

"Pertumbuhan tersebut didorong oleh investasi dan ekspor yang mampu mengimbangi tren konsumsi swasta yang sedikit melemah," ujar Ibrahim.

Bank Dunia juga menganggap, kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) turut berkontribusi dalam percepatan pertumbuhan, dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (secara kumulatif sejak September 2024) menjadi 4,75 persen.

Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan, laju pertumbuhan lima persen pada 2025-2026 itu ditopang oleh kinerja ekspor yang mampu tumbuh tujuh persen pada 2025 dan 5,6 persen pada 2026.

Sementara investasi akan tumbuh 6,1 persen pada 2025 dan 6,2 persen pada 2026. Lalu konsumsi swasta hanya tumbuh 4,9 persen, dan konsumsi pemerintah 0,1 persen serta makin cepat tumbuhnya pada 2026 menjadi 5,8 persen.

Baca Juga :
Rupiah Bakal Menguat, Purbaya Beberkan Faktor Pendukungnya
Trump Masih Narsis di Tengah Anjloknya Tingkat Kepuasan Publik
IHSG Sesi I Naik Tipis, Intip 3 Saham Cetak Lonjakan Tertinggi di Puncak Top Gainers

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Truk Amblas di Sentul Bogor, Lalu Lintas Sempat Macet Parah
• 22 jam laludetik.com
thumb
Hari Ini Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp74.800 Per Kg, Telur Ayam Rp33.000 Per Kg
• 2 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Film Bapakmu Kiper Tayang 2026, Fedi Nuril Jadi Tukang Judi Bola
• 21 jam lalukatadata.co.id
thumb
Donald Trump Hadiri Prosesi Penghormatan bagi Prajurit yang Gugur di Suriah
• 22 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Presiden Prabowo Minta Tambahan Personel TNI-Polri untuk Atasi Lumpur di Aceh dan Soroti Isu Lingkungan
• 16 jam lalupantau.com
Berhasil disimpan.