EtIndonesia. Dalam hidup, kita sering menerima berbagai pukulan dari luar. Namun, seberapa besar dampaknya terhadap diri kita, pada akhirnya ditentukan oleh pilihan kita sendiri.
Kakekku pernah membuatkan sebuah naga panjang dari kertas untukku. Rongga di dalam perut naga itu sebenarnya sangat sempit—hanya cukup untuk menampung beberapa ekor belalang.
Ketika belalang-belalang itu dimasukkan ke dalamnya, semuanya mati tanpa terkecuali.
Kakek berkata, “Belalang itu terlalu gelisah dan mudah panik. Mereka hanya tahu memberontak dan meronta. Mereka tidak pernah terpikir untuk menggigit dinding naga kertas itu, juga tidak sadar bahwa jika terus bergerak ke satu arah, mereka sebenarnya bisa keluar dari ujung lainnya. Akibatnya, meski mereka punya rahang keras seperti capit besi dan kaki bergerigi yang kuat, semua itu tidak ada gunanya.”
Kemudian kakek memasukkan beberapa ulat hijau yang ukurannya hampir sama ke dalam naga kertas itu, dari bagian kepala, lalu menutupnya.
Keajaiban pun terjadi.
Hanya dalam beberapa menit, ulat-ulat kecil itu satu per satu merayap keluar dari bagian ekor naga.
Renungan
Takdir sejatinya tersembunyi di dalam cara kita berpikir.
Banyak orang gagal keluar dari bayang-bayang kehidupan—baik besar maupun kecil—bukan karena kemampuan mereka jauh lebih rendah dari orang lain, melainkan karena:
- mereka tidak pernah terpikir untuk menggigit dan menembus “naga kertas” itu,
- dan mereka tidak cukup sabar untuk menentukan satu arah, lalu melangkah maju perlahan, setahap demi setahap.
Padahal, jika terus bergerak ke depan, suatu saat cakrawala baru pasti akan terbuka di hadapan mereka.(jhn/yn)




