INA Catat Perbedaan Pertumbuhan Pendapatan UMKM di Proyek Tol dan Pelabuhan

metrotvnews.com
5 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Indonesia Investment Authority (INA) mencatat adanya perbedaan signifikan dalam pertumbuhan pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada proyek infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.

Berdasarkan laporan INA, rata-rata pendapatan UMKM di koridor Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) tumbuh sekitar 12 persen. Sementara itu, UMKM yang terlibat di Belawan New Container Terminal (BNCT) mencatat lonjakan pendapatan hingga 50 persen.

Head of ESG INA, Fetriza Rinaldy, mengatakan perbedaan tersebut mencerminkan karakter ekonomi, struktur aktivitas usaha, serta tingkat keterkaitan UMKM dengan masing-masing aset infrastruktur.

“Di koridor BTB, dampak terhadap UMKM terutama bersifat tidak langsung dan bertahap, melalui peningkatan konektivitas, efisiensi distribusi, serta perluasan akses pasar,” ujar Fetriza Rinaldy dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Desember 2025. Meningkatkan aktivitas ekonomi sekitar
Ia menjelaskan, UMKM di sepanjang koridor tol BTB umumnya bergerak di sektor perdagangan, jasa lokal, dan logistik pendukung. Dampak ekonomi yang dihasilkan bersifat menyebar dan berkembang secara gradual seiring meningkatnya aktivitas ekonomi di wilayah sekitar.
 

Baca Juga :

INA Dorong Keberlanjutan Proyek Infrastruktur Lewat Investasi Jangka Panjang

Berbeda dengan itu, keterkaitan UMKM di BNCT dinilai lebih langsung dan terfokus. Menurut Fetriza, sebagian besar UMKM di sekitar pelabuhan bergerak di sektor jasa logistik, pergudangan, transportasi, serta kegiatan pendukung perdagangan internasional.

“Peningkatan kapasitas dan efisiensi operasional pelabuhan menciptakan peluang ekonomi yang lebih terkonsentrasi, sehingga sebagian pelaku UMKM mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih signifikan,” kata dia.

Fetriza menegaskan, temuan ini menjadi pembelajaran penting bagi INA dalam mengelola dampak sosial dan ekonomi proyek investasi. Menurutnya, besaran dampak terhadap UMKM sangat ditentukan oleh posisi UMKM dalam rantai nilai (value chain) dari masing-masing proyek.

“Pendekatan pengelolaan dampak ke depan tidak diarahkan pada replikasi angka pertumbuhan tertentu, melainkan pada penguatan keterkaitan ekonomi lokal yang relevan dengan karakter aset dan wilayah proyek,” jelas dia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Anggota DPRD DKI Ini Sumbangkan Gaji Setahun untuk Korban Bencana di Sumatera
• 4 jam lalukompas.com
thumb
AM Hendropriyono Sambut Pangdam Jaya di Kraton Majapahit Jakarta
• 13 jam laludetik.com
thumb
Kemenkeu: Rp268 Miliar Bantuan Sudah Disalurkan ke Wilayah Terdampak Bencana Sumatera
• 11 jam lalurepublika.co.id
thumb
KRI Balaputradewa-322 Diluncurkan, Kapal Tempur Multiperan Produksi PT PAL
• 13 jam lalurepublika.co.id
thumb
Mengerikan! Jasad Sekeluarga yang Tewas Kebakaran di Pejagalan akibat Korsleting Mobil Listrik Ditemukan di 1 Kamar
• 6 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.