Grid.ID - Tahun 2025 menjadi tahun yang sangat bermakna bagi Ersya Aurelia. Di usia 25 tahun, ia merasa banyak mengalami perubahan, terutama dalam cara memandang diri sendiri dan kehidupan.
Tahun ini bukan hanya tentang perjalanan karier atau pencapaian, tetapi lebih dalam lagi tentang proses mengenal diri, menerima, dan akhirnya menemukan ketenangan batin.
Saat ditemui di kantor Grid.ID di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/12/2025), Ersya membagikan refleksi pribadinya tentang perjalanan sepanjang tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa 2025 menjadi tahun yang membuatnya lebih banyak melakukan introspeksi diri.
“Tahun ini aku banyak belajar introspeksi diri. Aku banyak belajar untuk lebih mencintai diri aku sendiri, dan memilih diri aku sendiri. Dan apa ya, kayaknya lebih reflektif aja sih tahun ini,” ungkap Ersya dengan jujur.
Bagi Ersya, mencintai diri sendiri bukanlah hal yang mudah, apalagi setelah melewati tahun sebelumnya yang terasa begitu berat. Ia mengaku bahwa 2024 menjadi salah satu fase tersulit dalam hidupnya. Karena itulah, 2025 ia anggap sebagai masa pemulihan.
“Panjang sekali. Karena tahun lalu, aku merasa malah 2024 sangat berat buat aku. Jadi di tahun 2025 ini kayak recovery-nya dari 2024 gitu,” katanya.
Proses pemulihan tersebut membuat Ersya mulai memprioritaskan dirinya sendiri. Ia belajar bahwa tidak apa-apa untuk berhenti menyenangkan semua orang dan mulai mendengarkan kebutuhan diri sendiri. Selama ini, ia merasa terlalu sering mengesampingkan perasaannya demi orang lain.
“Belajar untuk tidak people pleasing. Kadang untuk memikirkan diri sendiri juga penting ternyata,” ujarnya.
Di usia 25 tahun, Ersya merasa akhirnya menemukan siapa dirinya sebenarnya. Ia mulai memahami apa yang ia butuhkan, apa yang membuatnya tenang, dan apa yang sebaiknya ia lepaskan.
“Dan I think di tahun ini aku kan berumur 25 tahun, dan aku akhirnya belajar aku menemukan diri aku sendiri gitu di tahun ini,” lanjutnya.
Salah satu hal paling berharga yang ia dapatkan di tahun ini adalah ketenangan batin. Setelah melewati berbagai tekanan dan rasa lelah secara emosional, Ersya akhirnya merasa lebih damai dengan dirinya sendiri.
“Lebih ke mencari ketenangan batin untuk diri sendiri. Dan akhirnya aku menemukannya di tahun ini,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga merasa dikelilingi oleh orang-orang yang tepat. Kehadiran teman-teman yang mendukung dan memahami dirinya menjadi salah satu faktor penting yang membuat hidupnya terasa lebih ringan.
“Akhirnya menemukan ketenangan. Terus juga, mungkin menemukan teman-teman yang tepat juga buat diri aku,” kata Ersya.
Tahun 2025 juga membawa perubahan besar dalam cara Ersya memandang kehidupan. Jika sebelumnya ia sering merasa pesimis dan melihat hidup sebagai sesuatu yang berat, kini ia mulai melihat sisi yang lebih lembut dan menyenangkan.
“Ternyata tahun 2025 ini mengajarkan aku harapan tuh ada, gitu. Dan mungkin sebelum-sebelumnya tuh aku ngerasa banyak pesimisnya,” ungkapnya.
Ia mengaku dulu sering berpikir bahwa banyak hal terasa mustahil dan terlalu berat untuk dijalani. Namun, tahun ini mengajarkannya bahwa hidup tidak selalu sekeras yang dibayangkan.
“Aku tuh banyak ngelihat kehidupan ini kayak, ‘Duh, kayaknya enggak mungkin deh,’ atau ‘Kayaknya berat banget deh,’ ‘Kayaknya susah deh’ tapi ternyata di tahun ini, I think aku menemukan softness di mana aku bisa melihat kehidupan jadi lebih menyenangkan,” tuturnya.
Ersya pun menyadari bahwa kebahagiaan dan ketenangan bisa datang dari hal-hal sederhana, bahkan dari tempat yang sebelumnya tidak pernah ia duga.
“Dan, oh ternyata bisa ya. Oh ternyata aku bisa ya menemukan ketenangan dan menemukan hal-hal menyenangkan di tempat-tempat yang aku tidak expect gitu sebelumnya,” pungkasnya. (*)
Artikel Asli



