FAJAR, JAKARTA — Isyarat perubahan kembali menguat di tubuh Tim Nasional Indonesia. Nama John Herdman, pelatih asal Inggris yang sempat mengangkat derajat sepak bola Kanada, kini disebut-sebut tinggal selangkah lagi menakhodai skuad Garuda. Pengumuman resminya disebut hanya menunggu waktu—dan satu hal krusial: pernyataan terbuka Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Sumber-sumber di lingkungan federasi menyebut PSSI telah mencapai kesepakatan prinsip dengan Herdman. Proses pemilihan pelatih berlangsung cukup panjang dan ketat, melibatkan sejumlah kandidat dari luar negeri. Tahapan wawancara, pemaparan visi, hingga kecocokan dengan peta jalan sepak bola Indonesia menjadi pertimbangan utama sebelum nama Herdman mengerucut sebagai pilihan terkuat.
Jika resmi diumumkan, Herdman akan membawa rekam jejak yang tak bisa dipandang sebelah mata. Karier kepelatihannya dimulai relatif senyap pada 2003 saat menangani tim nasional junior Selandia Baru. Namun dari sanalah fondasi kepelatihannya terbentuk—pendekatan berbasis pengembangan pemain, disiplin struktural, dan kepercayaan pada sistem jangka panjang.
Namanya mulai menggema di panggung internasional ketika Kanada mempercayakan proyek besar kepadanya pada 2018. Saat itu, sepak bola Kanada belum menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Mereka bahkan lebih dikenal sebagai penggembira di kawasan CONCACAF. Di tangan Herdman, situasi berubah drastis.
Puncaknya terjadi ketika Kanada memastikan tiket ke Piala Dunia 2022 di Qatar—sebuah pencapaian monumental setelah penantian lebih dari tiga dekade. Bukan sekadar lolos, Herdman juga berhasil mengubah wajah permainan Kanada menjadi agresif, berani menekan, dan efektif memanfaatkan transisi cepat. Dampaknya terasa nyata di peringkat FIFA: Kanada melesat dari posisi 94 ke sekitar 40 besar dunia.
Capaian tersebut menempatkan Herdman sebagai salah satu pelatih paling progresif dalam satu dekade terakhir. Ia bahkan masuk nominasi FIFA Best Coach pada 2012, 2015, dan 2019—sebuah pengakuan atas konsistensi dan kapasitasnya membangun tim dari nol, bukan sekadar mengelola skuad mapan.
Di level klub, Herdman sempat menjajal tantangan berbeda bersama Toronto FC pada periode 2023 hingga 2024. Meski tak sepenuhnya gemilang, catatan rata-rata 1,20 poin per laga menunjukkan kapasitasnya tetap relevan di sepak bola modern yang menuntut adaptasi cepat.
Dari sisi taktik, Herdman dikenal menyukai sistem tiga bek dengan formasi dasar 3-4-2-1. Formasi ini menekankan keseimbangan antara soliditas bertahan dan fleksibilitas menyerang, terutama melalui peran wing-back yang aktif naik turun. Gaya ini bukan hal asing bagi sepak bola Indonesia.
Publik masih mengingat bagaimana Timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong kerap menggunakan trio bek dan meraih hasil impresif. Dengan pendekatan tersebut, Garuda mampu melaju ke babak 16 besar Piala Asia 2023 dan menembus ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026—sebuah pencapaian historis yang mengubah cara pandang Asia terhadap Indonesia.
Kesamaan pendekatan inilah yang membuat Herdman dinilai sebagai sosok “aman tapi ambisius”. Ia tak datang dengan ide yang sepenuhnya asing, namun membawa pengalaman global yang bisa menyempurnakan fondasi yang telah dibangun sebelumnya.
Namun, di balik optimisme itu, publik masih menunggu satu hal penting: bagaimana Erick Thohir akan membingkai keputusan ini. Sejak memimpin PSSI, Erick dikenal tak hanya mengumumkan kebijakan, tetapi juga membangun narasi—tentang arah, target, dan harapan. Penunjukan pelatih timnas selalu menjadi pesan simbolik tentang masa depan sepak bola Indonesia.
Apakah Herdman akan diberi mandat jangka panjang? Apakah targetnya sekadar menjaga momentum, atau melangkah lebih jauh menuju mimpi besar: Piala Dunia? Semua itu masih menggantung, menunggu kalimat resmi dari federasi.
Yang pasti, jika Herdman benar-benar diumumkan, maka Indonesia akan memasuki fase baru. Fase di mana ekspektasi meningkat, tekanan membesar, dan standar keberhasilan tak lagi sekadar “berkembang”, melainkan “bersaing”.
Waktu pengumuman mungkin tinggal hitungan hari. Tapi dampaknya bisa menentukan arah Timnas Indonesia bertahun-tahun ke depan.




