Tantangan Berat Pelatih Anyar Persik Kediri Marcos Reina: Ekspektasi Start Manis Seperti Tomas Trucha di PSM Makassar

harianfajar
1 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, KEDIRI — Kursi pelatih Persik Kediri kembali berganti. Kali ini, tanggung jawab besar itu berada di tangan Marcos Reina. Pelatih asal Spanyol tersebut datang membawa harapan baru, sekaligus beban ekspektasi yang tidak kecil. Publik Kediri menaruh harapan agar kehadirannya mampu memberi dampak instan, bahkan sejak laga debut, sebagaimana yang pernah ditunjukkan Tomas Trucha saat memulai kiprahnya bersama PSM Makassar.

Namun, realitas yang dihadapi Marcos jauh dari kata ideal. Hingga kini, ia bahkan belum genap dua pekan menukangi Macan Putih. Waktu yang sangat terbatas itu membuatnya belum sepenuhnya mengenal karakter bermain para pemain, baik secara teknis maupun mental bertanding. Di tengah kalender kompetisi yang padat, Marcos dituntut bekerja cepat, presisi, dan tanpa banyak ruang untuk kesalahan.

Situasi ini mengingatkan pada tantangan klasik pelatih asing yang baru datang ke Liga 1. Adaptasi terhadap kultur sepak bola Indonesia, karakter pemain lokal, hingga atmosfer pertandingan yang sarat tekanan, menjadi ujian awal sebelum bicara soal taktik dan filosofi bermain.

Menyadari keterbatasan waktu, Marcos memilih pendekatan paling realistis. Ia memaksimalkan analisis video sebagai pintu masuk untuk memahami tim yang kini diasuhnya.

“Saya menonton video dari laga terakhir yang dilakoni Persik. Lalu, dari situ kami perbaiki satu per satu, mulai dari kelemahan hingga kelebihan yang harus ditingkatkan,” ujar Marcos.

Bagi pelatih berusia 40 tahun itu, video bukan sekadar bahan evaluasi, melainkan alat percepatan adaptasi. Dari rekaman pertandingan, ia mencoba membaca pola permainan, kebiasaan pemain saat bertahan dan menyerang, hingga respons tim dalam situasi tertekan. Cara ini menjadi solusi paling instan di tengah waktu persiapan yang mepet.

Persik sendiri tak punya banyak waktu menunggu. Pada Minggu (21/12), Macan Putih sudah harus menjalani laga tandang ke markas Persita Tangerang. Sebuah laga yang tidak mudah, terutama bagi pelatih baru yang masih meraba-raba komposisi ideal timnya.

Marcos pun sadar betul bahwa mustahil menghadirkan perubahan drastis dalam hitungan hari. Ia memilih bersikap realistis dan menahan diri dari eksperimen berlebihan.

“Tidak mungkin saya bisa membuat sesuatu yang sempurna dalam lima hari. Jadi, kami akan terus bekerja dan mencoba mencapai permainan terbaik untuk melawan Persita nanti,” jelasnya.

Pernyataan itu mencerminkan pendekatan hati-hati yang diambil Marcos. Ia tidak ingin mengambil risiko besar dengan memaksakan ide yang belum sepenuhnya dipahami pemain. Dalam kondisi seperti ini, stabilitas kerap menjadi pilihan paling aman dibanding revolusi mendadak.

Meski demikian, bukan berarti Marcos datang tanpa rencana. Ia mengaku telah menyiapkan sejumlah variasi permainan untuk menghadapi Persita. Analisis lawan juga menjadi bagian penting dari persiapan awalnya di Indonesia.

“Saya sudah menyiapkan banyak variasi permainan, termasuk cara kami menghadapi Persita. Kami mengamati bagaimana mereka biasa bermain, termasuk siapa saja pemain utama yang mereka miliki,” ujarnya.

Pendekatan detail seperti ini menjadi sinyal bahwa Marcos ingin membangun Persik secara bertahap. Ia tak hanya fokus pada timnya sendiri, tetapi juga memahami konteks pertandingan secara menyeluruh.

Namun, tantangan terbesar Marcos bukan hanya soal taktik. Ekspektasi publik menjadi tekanan lain yang tak kalah berat. Contoh Tomas Trucha di PSM Makassar kerap dijadikan pembanding. Pelatih asal Ceko itu mampu memberikan efek kejut dengan hasil positif sejak awal menukangi Juku Eja, membuat namanya cepat mendapat tempat di hati suporter.

Situasi itu secara tidak langsung menciptakan standar tinggi bagi pelatih asing yang datang setelahnya. Marcos pun kini berada dalam sorotan serupa. Start buruk bisa langsung memunculkan keraguan, sementara hasil positif berpotensi mengangkat kepercayaan pemain dan publik.

Di sinilah ujian kepemimpinan Marcos Reina dimulai. Bukan hanya soal menang atau kalah di laga debut, tetapi bagaimana ia membangun fondasi kepercayaan di ruang ganti dan di tribun stadion. Persik Kediri membutuhkan stabilitas, identitas permainan, dan arah yang jelas—sesuatu yang tidak selalu bisa diukur dari satu pertandingan.

Jika laga melawan Persita berakhir manis, debut Marcos akan menjadi modal psikologis yang penting. Namun jika hasilnya belum sesuai harapan, waktu dan kesabaran tetap menjadi kunci. Liga 1 adalah kompetisi panjang, dan keberhasilan sejati sering kali lahir dari proses yang konsisten, bukan dari start semata.

Bagi Marcos Reina, pertandingan pertamanya bersama Persik bukanlah garis akhir, melainkan langkah awal dari perjalanan yang penuh tantangan. Dan dari Kediri, publik sepak bola Indonesia akan menunggu: apakah ia mampu menapaki jejak pelatih asing yang sukses, atau justru harus bergulat lebih lama dengan kerasnya realitas Liga 1.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kisah Basral beli skateboard seharga Rp5.000 antar asanya ke SEA Games
• 12 jam laluantaranews.com
thumb
Epic Comeback! Timnas Voli Indonesia Bikin Vietnam Kena Mental, Tiket Final SEA Games 2025 Sah Jadi Milik Garuda
• 19 jam lalumerahputih.com
thumb
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Jabar
• 8 jam lalurepublika.co.id
thumb
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri: Maaf bila Ada Kekurangan
• 4 jam laluidntimes.com
thumb
Bapanas Siap Tindak Pelaku Usaha Pangan yang Langgar HET Jelang Nataru
• 6 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.