Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 8,64 poin atau 0,10 persen ke posisi 8.609,55, pada Jumat (19/12/2025) sore.
Di tengah pelemahan IHSG, indeks 45 saham unggulan atau LQ45 justru menguat 1,81 poin atau 0,21 persen ke level 853,53.
Ratna Lim Kepala Riset Phintraco Sekuritas mengatakan, tekanan pada indeks terutama dipicu koreksi di sektor transportasi, sementara sektor noncyclical membukukan kenaikan terbesar pada perdagangan hari ini. Selain itu, pelemahan rupiah di pasar spot ke level Rp16.750 per dolar AS turut membebani pergerakan pasar saham, seiring mayoritas mata uang Asia yang cenderung melemah.
“Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menguji level 8.500-8.550,” ujar Ratna di Jakarta saat dilansir daeri Antara pada Jumat (19/12/2025).
Dari sisi data domestik, kinerja penjualan mobil masih menunjukkan pelemahan. Penjualan mobil domestik pada November 2025 tercatat turun 0,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 74.252 unit. Meski demikian, penurunan ini melambat dibandingkan Oktober 2025 yang turun 4,4 persen yoy.
Secara kumulatif, sepanjang Januari-November 2025, total penjualan mobil mencapai sekitar 710 ribu unit, turun sekitar 10 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Pemerintah juga mengindikasikan tidak akan melanjutkan insentif kendaraan listrik pada 2026 guna mendorong produsen otomotif membangun fasilitas produksi di dalam negeri.
Dari eksternal, pelaku pasar masih mencermati keputusan Bank of Japan (BOJ) yang pada 19 Desember menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen, level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Kenaikan itu merupakan yang kedua pada 2025 setelah langkah serupa pada Januari.
BOJ membuka peluang kenaikan lanjutan jika kondisi ekonomi membaik dan inflasi tetap tinggi, meski memproyeksikan inflasi inti melambat di bawah target 2 persen pada semester I 2026 sebelum kembali meningkat stabil.
Sedangkan yen Jepang justru melemah karena ketidakpastian waktu dan besaran kenaikan berikutnya serta suku bunga Jepang yang masih relatif rendah dibandingkan Amerika Serikat (AS) dan negara maju lain.
Pada perdagangan hari ini, saham-saham dengan penguatan terbesar antara lain BAIK, SUPA, BABY, ADMG, dan ASJT.
Sementara saham yang mencatatkan pelemahan terdalam meliputi PSDN, JAYA, PJHB, INET, dan KETR.
Dari sisi aktivitas perdagangan, frekuensi transaksi tercatat sebanyak 2.300.152 kali dengan volume mencapai 40,81 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp47,06 triliun.
Adapun pergerakan saham didominasi pelemahan, dengan 197 saham menguat, 473 saham melemah, dan 133 saham stagnan.(ant/ris/iss)


