HAMPIR lima bulan setelah momen viral di layar kiss cam konser Coldplay, Kristin Cabot akhirnya buka suara. Mantan Kepala SDM perusahaan teknologi Astronomer itu mengungkapkan bagaimana sebuah video viral berdurasi beberapa detik tersebut berubah jadi mimpi buruk panjangnya, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi kedua anaknya.
Dalam wawancara pertamanya sejak insiden tersebut, Cabot mengatakan bahwa dirinya memilih diam di awal adalah upaya untuk melindungi orang-orang terdekatnya.
“Yang ada di kepala saya waktu itu hanya satu, 'Ya Tuhan, saya menyakiti orang-orang baik,'” ujar Cabot dikutip dari laman BBC.
Cabot mengaku diamnya saat itu tidak mengubah situasi apapun. Dirinya sering menjadi sasaran perundungan tanpa henti. Ia disebut dengan berbagai julukan merendahkan, mulai dari homewrecker, gold digger, hingga tuduhan "tidur demi jabatan".
“Saya menjadi meme. Saya adalah HR manager yang paling dihujat dalam sejarah HR,” katanya.
Bahkan sejumlah publik figur ikut menjadikan insiden itu bahan candaan. Nama-nama besar seperti Whoopi Goldberg dan Gwyneth Paltrow disebut ikut meledek dirinya, tak hanya itu maskot olahraga Phillie Phanatic juga menyindir kasus tersebut.
Tak lama setelah video viral, Andy Byron mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO. Cabot pun menyusul mundur dari posisinya sebagai chief people officer. Ia mengaku kini kesulitan mencari pekerjaan baru dan bahkan disebut tidak bisa dipekerjakan oleh sejumlah pihak.
“Saya membuat keputusan buruk. Saya minum beberapa kaleng High Noon, menari, dan bertindak tidak pantas dengan atasan saya. Saya bertanggung jawab dan saya kehilangan karier saya karena itu,” ujarnya.
Dalam wawancara terpisah dengan The New York Times, Cabot menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan seksual dengan Byron dan belum pernah menciumnya sebelum malam konser tersebut, meski ia mengakui sempat memiliki rasa pada sang bos.
Bagi Cabot, luka terdalam justru dirasakan oleh keluarganya. Ia mengungkapkan bahwa kedua anaknya kini enggan dijemput ibunya di sekolah dan malu menghadiri acara olahraga.
“Mereka marah pada saya. Mereka berhak marah, bahkan seumur hidup,” katanya.
Ancaman pun berdatangan. Cabot menerima pesan mengerikan, termasuk dari seseorang yang mengklaim mengetahui lokasi belanjanya dan menulis, “Saya akan mendatangi kamu.”
Dirinya juga mengalami doxxing masif. Selama berminggu-minggu, ia menerima hingga 600 panggilan per hari, puluhan ancaman pembunuhan, dan paparazi yang berjaga di luar rumahnya.
Dalam wawancaranya Cabot juga mempertanyakan apakah Byron menerima perlakuan serupa. Menurutnya, sebagai perempuan, ia menanggung porsi perundungan yang jauh lebih besar.
“Orang-orang bilang saya ‘menggali emas’ atau ‘tidur demi jabatan’. Itu sangat jauh dari kenyataan. Saya bekerja keras seumur hidup untuk mematahkan stigma itu,” ujarnya.
Sementara itu, Andy Byron hingga kini belum memberikan pernyataan publik. Astronomer sempat meluruskan beredarnya pernyataan palsu yang mengatasnamakan Byron pasca-konser dan menegaskan komitmen perusahaan terhadap standar etika kepemimpinan.
Sebelumnya, peristiwa itu terjadi pada 16 Juli 2025, saat konser Coldplay di Boston, Amerika Serikat. Cabot tertangkap kamera tengah berpelukan dengan atasannya, Andy Byron, yang kala itu menjabat CEO Astronomer. Keduanya tampak terkejut dan buru-buru menghindar dari sorotan kamera. Rekaman tersebut diunggah ke TikTok dan meledak. Dalam hitungan hari, video itu ditonton lebih dari 100 juta kali. (BBC, The New York Times/Z-10)



