Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, memaparkan strategi mobilisasi tim kesehatan dalam penanganan bencana banjir yang telah memasuki hari ke-22. Fokus utama adalah kolaborasi antara tim provinsi, kabupaten/kota, dan relawan untuk mendukung operasional Puskesmas, rumah sakit, dan pos pengungsian di wilayah terdampak.
“Kami telah mengerahkan 55 tim relawan, sekitar 539 orang, serta tambahan 33 tim EMT terpadu dari provinsi yang terdiri 255 orang. Total tenaga kesehatan di lapangan mencapai 794 orang,” jelas Ferdiyus dalam konferensi pers Update Penanganan Bencana Banjir Longsor, di Kantor BNPB, Jumat (19/12/2025).
Tim kesehatan bekerja di lapangan untuk memastikan distribusi obat-obatan, makanan tambahan bagi kelompok rentan, dan pelayanan dasar di fasilitas kesehatan tetap berjalan. Khusus di Aceh Tengah, pengiriman tenaga kesehatan dibatasi agar kebutuhan logistik tetap tersedia, sementara obat-obatan dan oksigen dikirim secara rutin.
Ferdiyus juga menekankan pentingnya sinergi dengan posko Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan relawan lokal.
“Tim bekerja secara bertahap, memantau kondisi pengusian dan memberikan layanan kesehatan di titik-titik yang paling terdampak,” ujar Ferdiyus.
Selain itu, Dinas Kesehatan fokus pada upaya pencegahan potensi penyakit menular, termasuk ISPA, diare, dan campak. Tim surveilans selalu siap memantau kondisi pengungsi, dan pasien yang diduga terinfeksi campak ditempatkan di lokasi terpisah untuk mencegah penularan.
“Kolaborasi tim dan distribusi logistik yang terorganisir menjadi kunci agar layanan kesehatan tetap optimal dan risiko KLB dapat diminimalkan,” pungkas Ferdiyus.
Editor: Redaktur TVRINews



