JAKARTA, KOMPAS.com – Kolong flyover Jalan Haji Darip, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, yang semula sepi dan kotor, kini berubah menjadi kebun kota produktif.
Warga sekitar terlibat aktif menanam, merawat, dan memanen sayuran yang hasilnya dibagikan, bukan dijual, menciptakan rasa memiliki dan solidaritas.
“Macam-macam tanamannya, tergantung musim. Kangkung, sawi, cabai juga ada. Kalau panen, dibagi ke warga,” ujar Ajul, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Melayu, saat ditemui di kebun kota Trasa Balong, Kamis (18/12/2025).
Baca juga: Kebun Kota di Kolong Flyover Jaktim, Panennya Dibagi Warga Bukan Dijual
Lokasi produktif ini disebut Trasa Balong, yang merupakan singkatan dari Sentra Sayur Bawah Kolong.
Kawasan ini menjadi contoh bagaimana ruang sisa perkotaan yang terabaikan bisa diubah menjadi ruang hijau dengan manfaat lingkungan dan sosial.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=urban farming, Cipinang Melayu, Kebun Kota, Kolong flyover, Trasa Balong, Hasil panen dibagi&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xOS8xOTQyNTIwMS9rb2xvbmctZmx5b3Zlci1raW5pLWxlYmloLWhpZHVwLWtlYnVuLWtvdGEtamFkaS1ydWFuZy1iZXJzYW1hLXdhcmdh&q=Kolong Flyover Kini Lebih Hidup, Kebun Kota Jadi Ruang Bersama Warga§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Sebelum ditata, kolong flyover sering menjadi tempat parkir liar dan tumpukan sampah.
Kini, bedeng-bedeng tanaman berjajar rapi dengan jalur paving bersih, papan penanda jenis tanaman, dan mural berwarna cerah di dinding pilar flyover.
Warga dan petugas PPSU rutin merawat area ini.
Ajul, yang sudah terlibat sejak 2016, menceritakan awal mula inisiatif.
Baca juga: Perjalanan Ammar Zoni dkk dari Nusakambangan ke Cipinang Menjelang Sidang
“Dulu masih jalan biasa, belum tertata. Yang menginisiasi lurah, NU, sama warga juga ikut. Kadang bibit dicari sendiri, kadang minta dari kelurahan. Warga juga ikut kalau ada,” ujarnya.
Panen dilakukan sebulan sekali, tergantung jenis tanaman, dan dibagi per ikat kepada warga sekitar.
“Hitungannya per ikat, bukan ditimbang. Dibagi ke warga,” tambah Ajul.
Warga RW 08, seperti Darma (40), menyatakan perubahan kolong flyover terasa nyata.
“Dulu gelap, kotor, orang jarang lewat. Sekarang lebih terang, bersih, dan adem karena banyak tanaman. Ini kan buat kita juga, hasil panennya dibagi ke warga, jadi semua merasa ikut punya,” katanya.
Risa (38) menambahkan, kebun kota memberi manfaat edukatif bagi anak-anak dan warga.





