Grid.ID - Aktris Rachel Amanda kembali ke layar lebar lewat film Suka Duka Tawa yang akan tayang pada awal tahun 2026. Dalam film ini, Rachel memerankan karakter Tawa, seorang anak yang tumbuh di tengah kondisi keluarga yang penuh tantangan.
Peran tersebut menjadi pengalaman baru bagi Rachel karena ia tidak hanya dituntut berakting secara emosional. Ia juga harus menampilkan adegan stand-up comedy yang membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri tinggi.
Dalam proses pendalaman karakter, Rachel harus benar-benar terjun ke dunia stand-up comedy. Ia bahkan mengikuti open mic untuk merasakan langsung atmosfer tampil di atas panggung.
“Aku juga open mic dan sangat stress tapi ternyata itu sangat membantu rasa percaya diri ketika berakting stand-up,” ujar Rachel saat sesi wawancara di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2025). Pengalaman tersebut menjadi bagian penting dalam proses aktingnya di film ini.
Meski sudah melalui latihan, Rachel mengaku tetap merasakan tekanan yang besar saat tampil. Ia menyebut situasi tersebut justru membuatnya semakin gugup.
“Karena ternyata akting stand-up pun tetap stress padahal itu kan diatur ya penontonnya tapi malah makin stress, karena penontonnya diatur jadi kaya berarti gw gak lucu-lucu amat,” katanya. Situasi tersebut justru membuat tekanan saat tampil di atas panggung terasa semakin besar.
“Tapi waktu itu Alhamdulillah responnya lucu, tapi antara beneran lucu atau ya nggak tau deh,” ujarnya aktris berusia 30 tahun itu. Ia menilai pengalaman tersebut tetap berharga bagi proses belajarnya.
Rachel juga menceritakan durasi tampil yang singkat namun terasa sangat panjang. “Waktu itu open mic dua sampe tiga menitan lah tapi rasanya lama banget di atas panggung, itu experience yang menyenangkan,” ungkapnya.
Pengalaman itu membuka sudut pandang baru baginya sebagai aktris. Lewat film ini, Rachel semakin memahami tantangan yang dihadapi para komika.
“Karena itu aku jadi mengerti kenapa Bintang Emon bilang emang stress banget ketika di atas panggung, apalagi ketika jokes kita gak kena,” katanya. Namun, ia juga merasakan kepuasan tersendiri ketika berhasil mengundang tawa penonton.
“Tapi sekalinya orang ketawa gara-gara kita itu tuh membentuk dopamin yang susah didapatkan di tempat lain gitu,” lanjut Rachel. Menurutnya, perasaan tersebut menjadi candu tersendiri bagi para stand-up comedian.
Dalam proses produksi, Rachel banyak belajar langsung dari para komika profesional. Ia mendapat bimbingan dalam menulis materi stand-up.
“Diajarin nulis materi sama Bintang Emon, Arif Brata, Gilbas dan saya jadi semakin respect dengan profesi mereka,” ucapnya. Pengalaman itu membuatnya semakin menghargai dunia komedi.
Rachel menilai stand-up comedy sebagai bentuk seni yang tidak bisa dianggap remeh. “Karena film ini aku jadi menyadari bahwa stand-up tuh bentuk seni lain yang ternyata sangat tidak gampang,” katanya.
Ia menutup dengan refleksi mendalam soal mental para pelaku stand-up comedy.
“Stand-up emang bisa dipelajari, tapi fakta berani maju naik ke atas panggung dengan taruhan gak lucu tuh kaya mentalnya gede banget,” tutup Rachel. (*)
Artikel Asli



