GenPI.co - Kemarahan dalam pernikahan wajar terjadi, tetapi cara suami mengekspresikannya bisa berdampak besar pada hubungan.
Kemarahan yang tidak dikendalikan bisa menimbulkan pertengkaran dan merusak kebahagiaan jangka panjang.
Dilansir Your Tango, berikut beberapa tanda suami marah yang bisa merusak pernikahan.
1. Mengekspresikan kemarahan yang tidak sehatPasangan yang mengekspresikan amarah secara sehat mampu membicarakan perasaannya dengan tenang tanpa memanipulasi pasangan.
Dia menyampaikan permintaan, bersedia menerima jawaban, dan mengambil waktu istirahat saat amarah memuncak, kemudian membahas masalah ketika sudah tenang.
Sebaliknya, kemarahan yang tidak sehat bersifat konstan.
Orang yang mudah marah selalu kesal, berdebat hanya demi menang sendiri, dan menggunakan kemarahan untuk mengendalikan atau menghukum pasangan.
Pada tingkat ekstrem, kemarahan yang tidak sehat bisa berujung kekerasan verbal, finansial, dan fisik.
2. Menolak bermesraanAmarah suami yang tidak sehat bisa menurunkan kemesraan dalam pernikahan.
Ketika kemarahan diungkapkan dengan cara tidak hormat atau melalui kritik, istri akan kesal, tidak dihargai, dan lama-kelamaan bisa berkembang menjadi ketidaksukaan atau kebencian.
Situasi ini memengaruhi kualitas hubungan.
Istri mungkin merasa tidak nyaman atau malas bermesraan.
Hal itu dianggap membosankan atau terasa sebagai beban.
3. Merasa depresiSebuah studi Universitas Missouri menunjukkan bahwa suami yang marah bisa menyebabkan depresi pada istri.
Penelitian terhadap 416 pasangan menemukan bahwa kritik dan permusuhan suami berdampak signifikan pada kesejahteraan psikologis istri.
Dampaknya bisa berlanjut sepanjang pernikahan.
Kritik yang terus-menerus dan permusuhan bisa menimbulkan stres kronis, menurunkan kesehatan mental, serta merusak kualitas hubungan jangka panjang. (*)
Jangan lewatkan video populer ini:




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5315873/original/003304800_1755174702-20250814-Budi_Prasetyo-HEL_1.jpg)