Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan sejumlah poin hasil pertemuannya dengan kalangan pengusaha di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (20/12/2025).
Dalam pertemuan tersebut, para pelaku usaha menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan insentif, khususnya bagi industri furnitur dan mebel.
Purbaya menjelaskan, pelaku industri menilai daya saing produk furnitur nasional masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi pembiayaan jika dibandingkan dengan negara pesaing.
“Dia bilang ini, daya saing mereka dengan luar ada Vietnam segala macam dari sisi pembiayaan terganggu, karena bunga lebih rendah dari negara sana. Jadi mereka tanya ada nggak skema pembiayaan di pemerintah yang bisa membantu mereka dalam hal pembiayaan tadi,” ujar Purbaya.
Menurut Purbaya, pemerintah sebenarnya memiliki instrumen pembiayaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang bertujuan mendorong kinerja ekspor nasional. Namun demikian, pemanfaatannya masih perlu ditinjau lebih lanjut.
“Ini industri furnitur ya, itu saya akan lihat kan kalau kita bisa bantu, kita bantu,” katanya.
Baca Juga
- Purbaya Respon Soal Bebas Pajak Baju Reject untuk Bantuan Bencana Sumatra
- Anindya Bakrie Temui Purbaya, Tagih 'Jatah' Kredit Bunga Rendah 6%
- Purbaya Rombak Total Organisasi LNSW, Fokus Logistik dan Digitalisasi
Dia menambahkan, pemerintah tetap berhati-hati mengingat kondisi internal LPEI yang sebelumnya sempat menghadapi sejumlah persoalan.
“Kita tahu, LPEI kemarin masih ada masalah. Jadi kita cek udah betul belum di LPEI, kalau udah betul kita tambahkan insentif dukungan ke industri furnitur lewat LPEI,” imbuhnya.
Diketahui, rombongan pengusaha mendatangi Kementerian Keuangan pada Jumat pagi. Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah penguatan pendanaan dan pemberian insentif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sektor furnitur dinilai masih memiliki prospek pertumbuhan, terutama karena pasar ekspor relatif terjaga. Namun, di pasar domestik, pelaku usaha harus bersaing dengan produk impor yang dinilai lebih murah dan kurang kompetitif.
Menanggapi hal tersebut, Purbaya mengatakan pemerintah tengah mencermati opsi deregulasi maupun insentif yang memungkinkan untuk diterapkan.
“Nah, jadi disini kita tadi mendiskusikan kira-kira deregulasi apa atau insentif apa yang bisa dilakukan,” jelasnya.
Selain insentif, aspek pendanaan juga menjadi perhatian. Para pengusaha berharap dapat memperoleh akses pembiayaan dengan tingkat bunga yang lebih rendah agar dapat meningkatkan kapasitas produksi sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja.
Sementara itu, untuk sektor elektronik, Anindya Bakrie menyampaikan bahwa peluang ekspor dinilai lebih terbatas dibandingkan furnitur. Meski sejumlah pelaku usaha telah mulai masuk ke industri semikonduktor, tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.





