Menurut Rosemary DeAragon, Global Head of Retail and Travel dari Snowflake, tantangan terbesar bagi peritel saat ini adalah menavigasi lanskap regulasi yang terus berkembang dan mengatasi fragmentasi data.
Menyeimbangkan Regulasi dan Kedaulatan Data Lanskap regulasi Indonesia bergerak maju dengan mengacu pada kerangka hukum yang ada, termasuk UU ITE dan yang paling krusial, UU Perlindungan Data Pribadi (PDP)—versi Indonesia dari GDPR. Kepatuhan terhadap UU PDP menjadi sangat penting bagi pelaku ritel dalam menangani privasi dan perlindungan data.
Secara praktis, peritel perlu menyeimbangkan persyaratan kedaulatan data lokal—dengan menyimpan data pelanggan sensitif di dalam negeri—dengan standar keamanan internasional seperti ISO 27001 dan SOC 2. Pendekatan ini menempatkan peritel agar dapat bersaing di pasar lokal maupun global.
Selain aspek regulasi, transformasi tenaga kerja menjadi hal yang tak terhindarkan. AI dipandang lebih banyak membentuk ulang peran pekerjaan daripada menggantikannya, mengambil alih tugas taktis repetitif sehingga karyawan dapat fokus pada kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah yang kompleks.
Kunci untuk adopsi yang lebih luas adalah manajemen perubahan, termasuk memberdayakan para champion (pelopor) di kalangan early adopters dengan dukungan komitmen jelas dari pimpinan senior.
Snowflake Tanggapi Krisis Talenta Digital Tantangan talenta menjadi sangat krusial, mengingat Bank Dunia memproyeksikan Indonesia membutuhkan setidaknya sembilan juta tenaga digital pada tahun 2030. Snowflake menjawab tantangan ini melalui dua program utama:
Program Northstar Education: Menghadirkan pelatihan keterampilan AI dan data cloud secara praktik khusus untuk para profesional di Indonesia, memastikan bisnis lokal tidak bergantung pada tim dari luar negeri.
"One Million Minds + One Platform": Program yang bertujuan melatih satu juta orang pada tahun 2029, berfokus pada individu dengan pengalaman terbatas dengan platform untuk mempercepat kapabilitas mereka dalam memanfaatkan AI Data Cloud.
Selain itu, strategi kemitraan Snowflake berfokus pada pembangunan ekosistem komprehensif melalui aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan besar seperti AWS, Microsoft Azure, Salesforce, Deloitte, Ernst & Young, Cognizant, dan Infosys.
Tantangan Fondasi Data yang Terfragmentasi Meskipun momentum adopsi AI kuat, langkah krusial pertama adalah membangun platform terpadu yang aman, memiliki tata kelola yang baik, dan andal. Kegagalan implementasi AI sering kali berasal dari tiga area:
Infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur untuk skalabilitas data dan berjuang dengan silo data dalam sistem legacy yang terfragmentasi.
Data Observability: Rendahnya observabilitas data, yang krusial karena akurasi AI bergantung pada aliran data yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.
Keamanan Data: Kurangnya tata kelola dan keamanan data yang kuat untuk melindungi data pelanggan dan Personally Identifiable Information (PII).
Lingkungan data yang terfragmentasi menciptakan ketidakkonsistenan dan duplikasi data, sementara kebijakan tata kelola yang tidak konsisten menimbulkan risiko keamanan. Tantangan utamanya adalah konsolidasi—beralih dari data yang tersebar menjadi satu sumber data terpadu yang aman dan siap untuk digunakan dalam aplikasi AI.
Pendekatan "Bring AI to the Data" Platform cloud seperti Snowflake AI Data Cloud menjadi fondasi utama untuk integrasi, menyatukan semua jenis data (terstruktur, semi-structured, tidak terstruktur) dan menghilangkan silo pada sistem legacy.
Snowflake mengadopsi filosofi "bring AI to the data" (mendekatkan AI ke data) dan bukan sebaliknya, yang menjawab kekhawatiran terbesar peritel terkait keamanan data. Ketika pelanggan menggunakan fitur AI, data mereka tidak pernah keluar dari perimeter keamanan mereka sendiri, menghilangkan risiko yang terkait dengan perpindahan data.
Pendekatan ini memungkinkan bisnis mempercepat inovasi dengan menyeimbangkan relevance (memastikan data yang tepat untuk setiap kasus penggunaan), creativity (mengembangkan solusi yang disesuaikan), dan resilience (kerangka analitik yang kokoh dan minim risiko).
Inovasi ini diwujudkan melalui Cortex AI, platform Snowflake untuk membangun dan menerapkan aplikasi AI yang mendemokratisasikan pemanfaatan AI melalui fungsi LLM dan opsi no-code.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303081/original/010753100_1754044504-1000408667.jpg)