Pantau - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penanganan dampak bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat melalui upaya tanggap darurat lintas sektor untuk memulihkan konektivitas dan infrastruktur dasar.
Hingga 18 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, Kementerian PU telah mengerahkan 1.328 personel dan memobilisasi 872 unit alat berat serta peralatan pendukung untuk membuka kembali akses jalan, memulihkan layanan air bersih dan sanitasi, serta menormalkan sungai dan jaringan irigasi di wilayah terdampak.
Upaya penanganan ini melibatkan tiga sektor utama, yaitu Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya, yang bekerja secara terkoordinasi di lapangan.
"Pemulihan konektivitas dan layanan infrastruktur dasar menjadi prioritas agar aktivitas masyarakat dan perekonomian daerah dapat segera kembali normal", ungkap pernyataan resmi dari Kementerian PU.
"Hingga 18 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, Kementerian PU telah menurunkan 1.328 personel serta memobilisasi 872 unit alat berat dan pendukung untuk membuka kembali akses konektivitas, memulihkan layanan air bersih dan sanitasi, serta menormalkan sungai dan jaringan irigasi di wilayah terdampak", ia mengungkapkan.
Pemulihan Jalan dan Jembatan NasionalSektor Bina Marga difokuskan pada pemulihan jalan dan jembatan nasional yang rusak akibat bencana.
Di Provinsi Aceh, dari total 38 ruas jalan nasional yang terdampak, sebanyak 26 ruas telah kembali fungsional, sementara sisanya masih dalam tahap perbaikan dan pemasangan jembatan bailey.
Sementara itu, di Sumatera Utara, dari 12 ruas jalan nasional yang terdampak, 10 ruas sudah kembali berfungsi secara normal.
Untuk wilayah Sumatera Barat, dari 30 ruas jalan nasional yang terdampak, 29 ruas telah difungsikan kembali dan ditargetkan seluruh ruas pulih sebelum akhir Desember 2025.
Perbaikan Irigasi dan Sanitasi Demi Ketahanan PanganDi sektor Sumber Daya Air, Kementerian PU melakukan normalisasi sungai, perbaikan bendung, dan rehabilitasi jaringan irigasi di lahan pertanian terdampak.
Luasan lahan irigasi yang terdampak mencakup 108.622 hektare di Aceh, 101.822 hektare di Sumatera Utara, dan 84.971 hektare di Sumatera Barat.
Penanganan dilakukan secara bertahap dengan tindakan darurat dan program rehabilitasi untuk memastikan ketahanan pangan di wilayah-wilayah tersebut tetap terjaga.
Sektor Cipta Karya turut menangani lebih dari 170 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), serta ratusan sarana sanitasi di lokasi terdampak.
Bantuan berupa sarana pendukung seperti mobil tangki air, hidran umum, toilet portable, dan instalasi pengolahan air (IPA) mobile telah dikirimkan ke 20 kabupaten/kota terdampak.
Kementerian PU menegaskan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, TNI, BUMN, serta masyarakat setempat untuk memastikan seluruh infrastruktur terdampak bencana dapat dipulihkan secara menyeluruh dan terkoordinasi.




