Gorontalo – Di balik aktivitas dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wongkaditi Barat, Kota Gorontalo, terdapat perhatian khusus yang jarang disorot: perlindungan kesehatan para relawan. Mereka yang setiap hari memastikan layanan pangan bergizi berjalan aman dan tepat sasaran, diperlakukan sebagai aset utama dalam sistem layanan publik yang berorientasi pada keberlanjutan.
Setiap relawan yang bertugas diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin sebelum memulai aktivitas. Pengecekan suhu tubuh dan tekanan darah menjadi prosedur standar, dilengkapi dengan pemberian vitamin serta pemantauan kondisi fisik secara berkala oleh tenaga kesehatan. Langkah ini diterapkan untuk memastikan relawan berada dalam kondisi prima sekaligus menjaga keamanan pangan yang diproduksi.
Pendekatan ini tidak hanya mencerminkan kepatuhan terhadap standar operasional, tetapi juga menegaskan prinsip tata kelola yang humanis. Relawan yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga hingga warga lanjut usia yang masih aktif diberi rasa aman dan kepastian perlindungan kesehatan selama menjalankan tugas.
Staf Ahli Menteri Komdigi Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, menilai perhatian terhadap kesehatan relawan sebagai bagian penting dari kualitas layanan publik.
“Perlindungan kesehatan relawan merupakan fondasi layanan publik yang bertanggung jawab. Ketika relawan bekerja dalam kondisi sehat dan terlindungi, layanan gizi yang diberikan kepada masyarakat akan semakin optimal,” ujar Molly.
Perlindungan kesehatan relawan juga dipandang sebagai bagian dari sistem keamanan pangan nasional. Relawan yang sehat dinilai mampu menjaga kebersihan, konsistensi kerja, serta kualitas proses produksi pangan di SPPG.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, menegaskan bahwa kesehatan tenaga pelaksana merupakan aspek krusial dalam pengelolaan SPPG.
“BGN menekankan bahwa standar kesehatan relawan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem keamanan pangan. Relawan yang sehat berkontribusi langsung terhadap terjaganya mutu dan keamanan pangan,” ujar Hida di Gorontalo, Jumat (19/12).
Hida menambahkan bahwa pendekatan yang menempatkan relawan sebagai subjek yang dilindungi mencerminkan pengelolaan layanan yang berkelanjutan.
“Pemantauan kesehatan secara rutin dan perlindungan terhadap relawan menunjukkan komitmen SPPG terhadap tata kelola yang humanis dan berorientasi jangka panjang,” lugasnya.




